Coming Home [4]

1.7K 237 63
                                    

Kim Taehyung dan lidah manis sialan itu benar-benar membuat Joohyun terjaga semalaman. Ia harus kembali mendaki pukul setengah empat nanti, tapi hingga tengah malam ini Joohyun belum sekalipun dapat menutup kelopaknya. Berkali-kali ia mengubah posisi tidurnya, menenggelamkan tubuhnya ke dalam sleeping bag, bahkan menyeduh susu hangat agar lebih mudah terlelap-tidak bisa membawanya tidur.

Otak wanita itu penuh, hatinya berat. Oh astaga, tolong kutuk saja Kim Taehyung dan tunangannya karena membuatnya bimbang seperti ini.

"Belum tidur?"

Joohyun membalikan tubuh ke arah Taehyung yang bersuara berat khas bangun tidur. Rambut legam lelaki itu tampak berantakan dan mata lelaki itu masih setengah terbuka. Jelas Taehyung terlihat enggan sekali membuka mata untuk bertanya padanya, namun lelaki itu berlaku kebalikannya.

Menggemaskan.

Joohyun menggeleng kecil, "Sulit," ia mengulum senyum tipis.

"Kenapa?" Taehyung kembali bertanya. Ia mendekatkan tubuh ke arah Joohyun, kemudian memangku wajah di atas sleeping bag kuning mencolok yang ia gunakan. "Apa karena ucapanku sore tadi?"

Ia mengerjap cepat, dia terlalu sensitif untuk orang yang baru bangun tidur.

Suara kekehan berat keluar dari Taehyung. Ia menepuk bahu Joohyun ringan, "Jangan terlalu dipikirkan. Sekarang tidur, jam setengah lima nanti kita mendaki lagi. Di sana, kau bisa mengambil waktumu untuk berpikir lebih lama, Bae Joohyun."

"Sekarang tidur, ya?" imbuhnya dengan senyum.

Well, sialan. Sepertinya Kim Taehyung sama sekali tidak mengetahui betapa memukau lelaki itu ketika bangun tidur. Oh astaga, dia sangat menggemaskan dengan pipi mengembang itu. Dan sepertinya pula, Taehyung sama sekali tidak mengetahui betapa manis senyum kotak yang begitu khas miliknya tiap kali muncul di bibir tebal itu.

"Kenapa belum tidur? Mau kupeluk?" tangan lelaki itu terangkat tinggi, membuka akses lebar pada tubuhnya-menunggu Joohyun mengistirahatkan diri di atas dadanya. Ia kembali menawarkan, "Ini gratis, loh. Aku jamin kau lebih mudah tidur setelah kupeluk."

Dasar bocah tidak tahu diri, wanita itu memaki dalam batin.

Namun berbanding balik dengan makiannya yang terdengar sangat enggan untuk menerima pelukan Taehyung, Joohyun perlahan mendekatkan dirinya pada tubuh lelaki itu. Meninggalkan sejengkal jarak di antara mereka, menghirup dalam aroma maskulin yang begitu memabukan menyeruak dari tubuh lelaki Kim itu. Joohyun menempelkan keningnya pada dada Taehyung, "Selamat tidur."

Taehyung kembali terkekeh pelan untuk Bae Joohyun. Ia mengistirahatkan satu tangannya di atas pinggul Joohyun, membawa tubuh mungil itu untuk semakin mendekat pada tubuhnya yang terus menginginkan kontak fisik dengan wanita Bae itu. Membubuhi rengkuhan hangat, kemudian mengecup ujung kepala Joohyun lembut sebelum kembali bersuara.

"Mimpi indah."

**

Banyak orang berkata, di ketinggianlah semua permasalahan yang terkumpul membebani bahu meluap. Menghirup dalam-dalam oksigen yang bercampur dengan butiran kabut, menjernihkan kembali pikiran yang telah terendam tuba dan menyemangati diri untuk kembali memulai apa yang telah tertinggal.

Ya, Joohyun merasakan hal tersebut.

Menutup netranya untuk persekian detik, Joohyun dengan perlahan kembali membuka mata. Menjatuhkan pandangan pada ufuk yang malu-malu mengintip dibalik awan yang menggantung. Langit pagi ini sangat cerah, paparan sinar matahari pagi memandikannya, dan embun pagi yang dingin menyadarkan ia betapa dalam cinta yang ia miliki untuk ketinggian--hingga tidak peduli betapa terjang dan melelahkan untuk sampai di puncak gunung sebelum subuh.

VIEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang