Coming Home [1]

2.2K 244 25
                                    

Terinspirasi dari lagu Coming Home by NCT U dan Adu Rayu by Yovie, Tulus, Glenn Fredly.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Jadi, dia Kim Taehyung?"

Netra Joohyun perlahan meniti perawakan lelaki itu dari kejauhan. Cukup jauh lelaki itu berdiri dari tempatnya sekarang, namun Joohyun dapat menangkap sangat baik betapa memukau fisik lelaki itu. Surai kecoklatan yang menggantung lurus, hidung yang tinggi, rahang kokoh yang menawan, kulit kecoklatan yang berkilauan, dan-oh, lihat otot yang menyusun lengan dan dada lelaki itu. Astaga, Joohyun tidak bisa untuk tidak menelan ludahnya berat-berat melihat itu.

Sooyoung ikut mengarahkan netranya pada Taehyung kemudian beralih pada Joohyun yang belum berniat melepas tatapannya dari lelaki Asia itu. Ia menjilat bibir bawahnya kecil, "Ya, dia yang akan menemanimu traveling menggantikan Namjoon. Bagaimana menurutmu?"

"Bagaimana menurutmu?" Joohyun menatap Sooyoung tidak percaya. "Namjoon pasti sudah gila meninggalkan a whole snack like him untukku travelling." wanita itu kembali mencuri pandang sesaat pada Taehyung kemudian menatap Joohyun. "Omong-omong, selamat untuk pertunanganmu dengan Namjoon, Sooyoung. Aku turut senang."

Kedua sisi wajah Sooyoung perlahan merona manis, ia tersenyum malu. "Terimakasih, Joo. Tapi sekali lagi aku minta maaf karena Namjoon tidak bisa menemanimu travelling, Joo. Andai saja keluargaku tidak mendadak mengadakan makan malam untuk membicarakan pernikahan pasti kau tidak perlu repot-repot berjelajah dengan orang asing seperti dia."

"Tapi Namjoon bilang dia sangat berpengalaman. Kau tidak perlu khawatir." imbuh Sooyoung.

Hembusan napas halus terdengar dari Joohyun. Wanita bersurai legam itu sedikit khawatir dengan ucapan kawannya tersebut. Bukan karena apa, tapi apakah ia bisa menyesuaikan diri dengan lelaki bernama Taehyung itu? Mereka sama sekali tidak pernah bertemu sebelumnya. Mendengar suaranya saja belum, apalagi saling bertukar pandang?

Oh astaga. Joohyun tidaklah sebodoh itu yang tidak menahu apapun mengenai 'menjelajahi hutan dan mendaki gunung'. Mereka harus berkerjasama selama perjalanan, saling memerhatikan satu sama lain, saling menjaga, bertukar obrolan demi membunuh bosan, dan yang paling penting-berbagi tenda untuk tidur.

"Omong-omong, bagaimana hubunganmu dengan tunanganmu? Kalian sudah berbaikan?" tanya Sooyoung penasaran.

Ini dia masalahnya. Joohyun kembali menghembuskan napas pelan. "Aku belum berbicara lagi dengannya." ucapnya hati-hati. "Dia sama sekali tidak tahu kalau aku akan pergi. Seperti biasa, dia sibuk dengan semua laporannya."

"Jangan katakan kau melakukan ini demi menghilangkan stress karena bertengkar dengannya?" alis Sooyoung menaut. Kemudian hembusan napas penuh ketidakpercayaan keluar dari hidungnya ketika netra coklatnya mendapati wanita di hadapannya mengangguk pelan. Sooyoung terkekeh tidak percaya, "Astaga, ini benar-benar tidak sepertimu, Joohyun. Tidak biasanya kau lari dari masalah seperti ini."

Ujung bibir Joohyun terangkat kecil. "Aku lelah, Sooyoung. Semua tingkahnya seakan mengatakan padaku kalau aku tidaklah penting baginya sedang aku menjadikannya prioritas dari segalanya." napas Joohyun tertahan sesaat sebelum berucap, "Aku butuh udara segar. Aku harus menyegarkan pikiranku. Melihat sesuatu yang baru, merasakan hal yang baru-lalu membuat keputusan untuk kelanjutan hubunganku."

Iris Sooyoung menatap Joohyun bimbang, kemudian mengeluarkan suaranya penuh kehati-hatian. "Tapi bukankah ini terlalu berisiko? Taehyung bisa saja menjadi penyebab baru kalian."

"Apa maksudmu?"

"Berhenti membohongi dirimu sendiri, Joohyun. Taehyung bisa saja menjadi penyebab kalian berpisah."

Wajah wanita Bae itu perlahan meredup. Ya, ia memang sempat memikirkan risiko ini. Taehyung, orang asing yang akan menemaninya menyegarkan diri, memiliki aura yang sangat sulit untuk wanita tolak. Termasuk juga bagi Joohyun. Terlebih, tunangannya yang sibuk dengan urusan pekerjaannya di negara tetangga dan belum sama sekali menghubunginya-sama sekali tidak mengetahui keberadaan Taehyung. Berbeda dengan Namjoon yang merupakan kawan dekatnya di masa kuliah.

Tunangannya mempercayakan dirinya dengan Namjoon, namun Taehyung... Joohyun tidak yakin untuk itu.

"Kau yakin keberadaan Taehyung tidak akan berefek apapun pada pertunanganmu?" tanya Sooyoung sekali lagi dengan nada penuh kehati-hatian.

Cukup lama Joohyun menelaah ucapan teman dekatnya itu. Ini sulit, tapi pertunanganku sudah berada di ujung tanduk. Hingga kemudian, Joohyun mengangkat irisnya ke arah Sooyoung. Ia telah membulatkan tekadnya.

"Ya, Taehyung tidak akan mempengaruhi apapun dalam pertunanganku."

Joohyun kembali menaruh pandangannya pada lelaki yang akan menemaninya selama beberapa minggu ke depan. Netra cerah itu menatap Taehyung dengan penuh ragu. Tanpa disangka, lelaki Kim itu menoleh lalu menatapnya dengan sepasang obsidian teduh yang menggetarkan. Obsidian yang menggetarkan namun penuh damai dan menyorotkan sesuatu yang ia cari selama ini.

Mungkin?


_____

A/N:

Ehehehehe ini cuman mini series kok, paling cuman 3-4 chapter :D

terimakasih sudah berkujung semuanya <3

ryukheii, 2020.

VIEWWhere stories live. Discover now