14. Lovers Don't Hesitate

5.2K 995 364
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SAMPAI di rumahnya, Renjun langsung membersihkan diri dan tidur di kamar. Ia mencoba untuk menghubungi Haechan tapi tetap tidak ada balasan. Tasnya tertinggal di toko kelontong depan sekolah karena Jeno menitipkannya disana.

"Si sialan Lee Jeno minta gue blebekin ke kloset mukanya," geram Renjun sambil memikirkan berbagai macam cara untuk memberi pelajaran pada Jeno, sambil tangannya menggosok-gosokkan handuk ke kepala bekas keramas.

Pun Renjun memutuskan untuk mencharger ponselnya. Tangannya menyambar hoodie yang menggantung di sandaran kursi. Ia turun ke lantai bawah dan membuka-buka kulkas. Tidak ada makanan di dalam. Renjun kelaparan.

Ayahnya lagi-lagi tidak pulang. Mungkin bermalam di rumah istrinya. Renjun sendiri tidak mengerti kenapa ayah bodohnya itu sudi untuk menelantarkan anak semata wayangnya dan menuruti permintaan istri barunya.

Kematian ibunda Renjun seolah menjadi angin lalu. Meski sudah bertahun-tahun lalu ia ditinggal pergi ibunda tercinta. Renjun masih suka menangis ketika suasana di sekitarnya tak sengaja menghadirkan memori ibu dan anak keluarga Huang.

Waktu itu Renjun masih SMP, anak baik-baik yang bahkan membenci geng motor seperti yang dimasukinya sekarang ini. Namun kepribadiannya berubah semenjak ibundanya tiada. Kemudian ayahnya berpaling dengan mudahnya.

"Mau kemana Tuan Muda?" tanya satpam yang berjaga di pos depan saat melihat Renjun menenteng skateboardnya mendekati gerbang.

"Nyari makan. Bapak udah makan belom?"

"Sudah Tuan. Oh iya tadi Tuan Besar bilang nggak pulang malam ini. Jadi Tuan Muda di rumah sendiri." Satpam yang menjadi satu-satunya teman Renjun di rumah memberikan informasi, yang menurut Renjun tidak berguna juga.

Renjun sudah biasa ditinggal ayahnya seorang diri di rumah. Biasanya jika ia terlampau kesepian, Renjun akan mengundang Haechan atau Yangyang menginap. Tapi suasana internal HaiNans sekarang ini sedang tidak baik-baik saja. Maka Renjun terpaksa kebosanan dan kelaparan di rumah seperti biasa.

Rumah besar itu tidak memiliki asisten rumah tangga. Hanya satpam yang menjaga keamanan sebagai kawan Renjun saat sendirian. Anak itu dididik disiplin oleh ibundanya sejak kecil. Melakukan semuanya serba sendirian dan tidak mengandalkan orang lain.

"Ya udah pak. Mau makan dulu." Pun Renjun berpamitan, menurunkan skateboardnya di jalan beraspal dan mulai melaju menuju restoran fastfood 24 jam yang hanya berjarak beberapa block dari tempatnya tinggal.

Sampai di tujuan, Renjun memesan, mengeluarkan kartu kredit ayahnya yang memang ada dua. Satu untuk Renjun, satu untuk ayahnya. Ia memesan dua burger ayam ukuran besar dan sebotol air mineral.

Dengan seksama, ia menunggu di depan kasir yang sedang menyiapkan. Ia memperhatikan dengan seksama, sekalian mempelajari bagaimana para karyawan disitu saling berkoordinasi. Pengamatannya akan dijadikan bekal sehingga ketika Renjun mulai menggantikan pekerjaan Jisung nanti, ia tidak akan kaget.

Bon Voyage ✦ Jaemren [nctbz]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang