22. We Always Wait For You

4.8K 854 370
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"JENO, udah lama nunggunya?"

Yang ditunggu-tunggu akhirnya keluar dari ruang klub jurnalistik. Dengan senyuman ramah seperti biasa, Jeno menggeleng manja pada sosok kakak kelasnya, Chou Tzuyu. Ia memperhatikan wajah Tzuyu nampak gelisah, terlihat mulai panik.

"Kenapa?" tanya Jeno yang kemudian berdiri dan melampaui tinggi perempuan di hadapannya.

"A-aku kayaknya mens deh." Tzuyu agak malu-malu ingin memutar tubuhnya.

Dengan cepat, Jeno segera memutar tubuh gadis itu dan menatap bagian pantat rok warna coklat Tzuyu. Nampak seperti cairan pekat tembus disana. "Iya, kamu mens," ucap Jeno sambil mendesah panjang.

"Aku beliin pembalut dulu di depan." Lelaki itu segera mengambil dompet dalam tas mahalnya dan membiarkan Tzuyu membawa jaket hoodie Jeno berlari ke kamar mandi.

Di toko kelontong Mark, Jeno berpapasan dengan Hyunjae yang kelihatan seorang diri duduk di samping motor Juyeon. Ia yang sebenarnya sudah tahu bahwa Hyunjae dan Juyeon berpacaran, tetap bersikap biasa. 

Lee Jeno, yang di mata kebanyakan anggota SeNa terlihat tidak tau apa-apa itu, sebenarnya lebih tau segalanya. Hanya saja ia memilih bungkam dan tidak perlu memamerkan bahwa ia tahu apa yang tidak teman-temannya beri tahu padanya.

Jeno tahu jika Jaemin, Juyeon dan Hyunjae adalah seorang gay. Bahkan ia tahu jika dua orang submisif yang gemar membully dirinya di sekolah, juga memiliki tanda-tanda yang sama seperti Hyunjae. 

Bagi Jeno yang hidupnya sudah kenyang akan pengalaman, baik dari jalanan atau politik pemerintahan dari ayahnya, ia mudah mengenal sifat dan perilaku orang-orang di dekatnya.

Termasuk Kevin yang kata Juyeon, dicurigai melakukan penghianatan dan mengacaukan SeNa dari dalam. Hanya saja sang ketua Neraca Keadilan belum membicarakan hal tersebut pada Jaemin akibat kondisi mental sang ketua yang sedang terpukul karena penusukan Park Jisung.

"Sialan, kenapa hape gue harus mati segala!" kesal Hyunjae berkomat-kamit sambil memandangi motor Juyeon yang dibawanya.

"Ngapain disini?" sapa Jeno dengan senyuman ramah.

Hyunjae mendongak, balas senyuman pada wakil ketuanya yang terkenal ramah dan lebih bisa mengontrol emosi daripada ketua mereka sendiri. "Ngejar Juyeon. Dia lupa minum obatnya," desah Hyunjae putus asa.

Yang banyak diketahui oleh para petinggi SeNa memang Juyeon dan Hyunjae tinggal bersama. Awalnya Hyunjae harusnya tinggal sendiri karena diberikan fasilitas apartemen mewah secara cuma-cuma oleh Eric Lee. Namun lelaki itu menolak mentah-mentah dan memilih untuk tetap tinggal di apartemen Juyeon saja.

Sebagai anak dari salah satu korban kecelakaan maut yang disebabkan saudara kembarnya, Hyunjae bisa memaafkan anak itu meski sebenarnya karena Younghoon membantu Eric, saat lelaki itu masih hidup.

Bon Voyage ✦ Jaemren [nctbz]Where stories live. Discover now