27. Will Never Be Apart

4.5K 846 246
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


JAEMIN melewati Renjun dan Jeno sampai ke dekat ranjang Hyunjae. Senyuman tak hilang dari wajah babak belurnya. Ketua itu hanya memikirkan ingin merayakan ulang tahun salah satu anggota terbaik yang sangat disayangi Hyungnim. Jaemin tidak tau bahwa saat ini sahabatnya sedang berada di ambang hidup dan mati di ruangan lain.

Korek api dikeluarkannya dari saku celana. Saat lilinnya sudah dinyalakan, Jaemin sedikit mendekatkan kue itu pada yang berulang tahun. Ia melihat wajah Hyunjae yang babak belur dan terdapat jejak air mata baru. Dalam hatinya, Jaemin berpikir bahwa Hyunjae terharu.

Tapi sayangnya, saat Jaemin mulai menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk anggotanya itu, Hyunjae menepis kue pemberian Jaemin hingga jatuh tak berbentuk di lantai.

"HYUNJAE!" Jeno tak tinggal diam. Ia maju menjadi di samping Jaemin dan menatap nyalang pada Hyunjae. "Gue tau lo sedih, tapi nggak gini caranya Jae! Lo nggak ngehargain Jaemin, bajingan!"

Suasana haru dan penuh harap di ruangan itu berubah drastis menjadi tegang. Renjun bahkan sampai harus menggigit bibir bawahnya karena takut salah bicara. Mulutnya yang suka ceplas-ceplos harus bisa ia kendalikan di saat seperti ini. Renjun tidak boleh ikut campur urusan SeNa.

Ia melihat Jaemin yang berlutut memandang kue di lantai. Senyum tulusnya memudar tergantikan kegetiran. Pria itu tersenyum namun tidak dengan hatinya. Renjun tau Jaemin kecewa karena sudah susah-susah beli kue dan akhirnya hancur juga.

Hyunjae sudah sangat keterlaluan.

"Udah Jen, nggak papa." Jaemin mengambil kembali kue itu tapi sayang tidak ada yang bisa diselamatkan. Krimnya hancur, cherry di atasnya tidak bisa dimakan lagi. Lilin angka 19 yang sudah dinyalakan mati terkubur kue dan Jaemin kembali berdiri.

Pria itu mencoba menyuruh Jeno menyingkir dari hadapannya agar bisa bicara dengan Jaemin empat mata. Ia kini saling menatap dengan Hyunjae. Hanya saja, tatapan yang diberikan Jaemin adalah tatapan putus asa dengan senyuman palsu. Sedangkan Hyunjae tidak mau melepas tatapan menantang dengan nafasnya yang masih memburu.

Hyunjae marah padanya. Jaemin tau itu.

"Lo kenapa? Kalo ada yang lo cemasin, gue siap nanggung semua yang bikin lo kepikiran, Hyunjae."

Renjun ingin menyela. Ini tidak benar. Jaemin tidak harus menanggung semuanya sendirian. Hanya ada keasalah pahaman yang terjadi disini dan Hyunjae sudah gelap mata untuk mencari akar permasalahannya. Pun anak itu akhirnya memutuskan maju dan menyela.

"K-kak, biar gue yang ngomong sama Hyunjae."

Jaemin dan Jeno menoleh bersamaan pada anggota istimewa mereka. Renjun dengan tampang babak belur dan collar neck melingkari leher. Apa yang bisa dia katakan pada Hyunjae yang hanya ingin Juyeonnya?

Hyunjae menatap Renjun remeh masih menahan tangis sesenggukannya. Jaemin yang masih terpaku akan tekad Renjun baru saja, sempat bengong beberapa detik hingga akhirnya menyeret Jeno keluar dari sana. Mereka berdua berjalan melewati Renjun. Sang ketua bahkan menyempatkan diri meremas bahu Renjun pelan dan berpesan,

Bon Voyage ✦ Jaemren [nctbz]Where stories live. Discover now