36. Half An Arrow In My Chest

4.2K 653 222
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


BEBERAPA saat sebelum Jay dan Renjun menyusul ke lokasi dimana Jaemin dan yang lain berhadapan dengan Sungchan, keduanya sempat terlibat perdebatan sengit yang bahkan sampai tidak bisa dihentikan oleh Haechan.

"Kenapa motor gue bisa ada di rumah lo?" ulang Renjun lagi pada Haechan.

Ia mengobservasi keadaan Haechan yang mengenakan pakaian rumahan dan setengah terbaring di atas bangsalnya. Ingin rasanya Renjun menghantam wajah sahabatnya itu menggunakan kepalan tangan, tetapi melihat wajah pucat Haechan, niatnya diurungkan.

"Lo kenapa bisa kaya gini sih Chan? Lo tuh kemana aja nggak ngabarin gue sama sekali? Untung nggak mampus lo."

Haechan hanya terkekeh dan perlahan menarik pakaian atasnya pada bagian perut untuk menunjukkan lilitan perban yang melingkar disana, tidak seperti milik Jisung yang sampai melukai organ dalam, luka tusuk yang diterima Haechan tergolong ringan.

"Anjing ah." Renjun menghela nafas pasrah, masih mencoba bersyukur karena keadaan Haechan tak separah Jisung. "Siapa yang giniin lo? Bang Lucas udah tau?"

"Udah kok."

"Terus? Kenapa gue belum nerima berita buat tawuran? Anak mana yang giniin lu Chan? Bilang." Renjun yang kepalang kesal, terlihat berapi-api tidak terima sahabatnya terluka.

Jay yang masih berdiri disana merasa tidak dianggap. Ia yang biasanya cerewet dan selalu ada ide untuk menimbrung pembicaraan bahkan orang asing sekalipun, ketika dihadapkan dengan Renjun, lelaki tampan itu sampai tidak bisa menyela.

Renjun mempunyai aura yang bisa membungkam semua orang untuk mendengarkannya, bahkan Jay turut merasakan hal itu. Selera lo dari dulu tinggi Jaem, batin Jay sambil tersenyum secara tidak sadar.

"Tawuran pala lo gepeng apa? Tawuran mulu otak lo. Kalo yang giniin gue lebih kuat dari semua anak HaiNans, lo mau gimana? Bang Lucas aja masih di bawah Jay level geludnya." Haechan menggerakkan kepala menunjuk Jay.

Renjun hanya menoleh sedikit dan kembali lagi ke Haechan. Mendengar apa yang baru saja Haechan ucapkan barusan, yang saat ini Renjun bisa pikirkan adalah geng Seoul Narada.

"Jangan bilang yang giniin lo anak SeNa?" tebaknya dengan suara melirih.

"Bukan, bego."

"Terus? Siapa anjing?" Renjun kehilangan kesabaran. Dari tadi Haechan berputar-putar. "Oh iya, motor gue ada di lo kan! Jelasin dong Chan! Jangan sampe gue jadi musuh lo ya bangsat."

Haechan memutar bola matanya malas. Renjun ini selain bodoh dalam akademi, ia juga bodoh dalam mempercayai orang. "Gue selametin motor lo yang mau dibakar, bego! Bilang makasih Haechan ganteng cepet!"

"Ngga sudi." Renjun meludah di lantai rumah sakit.

Jay yang melihat perdebatan mereka sampai tergelak dalam tawa. "Ren, by the way, gue kayaknya harus minta maaf dan cerita dari awal kenapa motor lo bisa di Haechan dan kenapa temen lo bisa dirawat deh. Tapi ..."

Bon Voyage ✦ Jaemren [nctbz]Where stories live. Discover now