29. The Night Of Judgement

4.4K 783 365
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


DI TENGAH keputus asaan yang tak tertahankan, Haechan berhenti di pinggir jalan dan duduk menyandar pada toko sepi. Tangan kanannya tidak lelah menekan perut sebelah kiri dimana Sungchan berhasil menusuknya tadi. Meski tidak sedalam seperti luka tusuk Jisung, tetap saja Haechan sudah tidak kuat lagi untuk pergi dari sana.

Nafasnya terengah dan keringat dingin semakin banyak bercucuran. Keluar dari pori-pori kulit tannya menyerupai biji jagung. Rasa asin bisa dikecap Haechan dari dalam mulutnya, pertanda perkelahian dengan Sungchan saat dua lawan satu tadi, benar-benar melukainya.

Sungchan adalah juara nasional taekwondo berturut-turut. Kemampuannya terasah sejak kecil oleh sang kakek yang memang merawatnya sejak lahir. Menjauhkannya dengan sang kakak yang hidup bersama kedua orang tua mereka. Sejak kecil juga Sungchan sudah mengenal Mark Lee, membuat sang mantan ketua MANDALA menganggapnya sebagai adik sendiri.

Haechan hanya bisa pasrah pada keadaannya saat ini. Ingin menelfon siapapun itu, ketakutannya lebih menguasai. Ia tidak mau membuat siapapun cemas. Terutama ibunya yang sudah menunggu di rumah. Saat masih berada di Ganesha Cudha, ia kerap kali membuat ibunya menangis sampai harus hiatus dari kegiatan geng-gengan dan sembunyi-sembunyi hanya untuk bertemu teman-temannya.

Sekarang, ketika ia kembali terjun ke dalam dunia berandalan, keadaannya sudah jauh berbeda. Bubarnya GaDha yang dikenal dengan sebutan Red Jacket dan kacaunya kepemimpinan di MANDALA yang nama lainnya adalah Red Bandana, memaksa Haechan kembali ke jalanan.

Haechan tidak menyangka setelah kejadian itu, geng-gengan di Korea Selatan akan menjadi sekacau ini. Hanya karena kematian seorang laki-laki manis di masa lalu, yang bahkan siapa pelakunya tidak ada yang tahu, Haechan mau tak mau harus terjun lagi ke dunia berandalan untuk melindungi orang-orang yang ia sayangi.

"Beomgyu, kenapa lo harus mati sih? Jadi ribet urusannya sekarang anjing." Haechan mengumpat lirih sambil mengatur nafasnya, menekan luka tusuk di perutnya agar pendarahan tidak semakin parah.

Dalam kesadarannya yang mulai berangsur turun itu, sebuah lampu motor mendekat padanya. Motor itu sangat dikenali oleh Haechan. Motor milik ketuanya di HaiNans.

"Anjir, lo kenapa Chan?" Lucas datang dan segera berjongkok di dekat anak buahnya. Ia yang tidak mengenakan jaket karena tertinggal di kamar rawat Renjun itu hanya mengenakan kaos merah lengan panjang berbahan katun.

Melihat perut Haechan yang terus mengeluarkan darah membangkitkan insting kepemimpinan Lucas meskipun ketua HaiNans itu dikuasai rasa panic bukan main. Ia menyobek bagian lengan kaosnya itu dan mengikatkannya pada perut Haechan. Karena kurang panjang, Lucas sampai harus menyobek lagi bagian lengan sebelah agar bisa disambungkan dan memanjang mengikat perut Haechan.

"Lo kenapa bisa ada disini bang?" tanya Haechan lemah.

"Gue baru pulang dari rumah sakit karena ditelfon bokap. Renjun ditemenin sama anak SeNa disana."

Bon Voyage ✦ Jaemren [nctbz]Where stories live. Discover now