Tujuh belas

87 43 19
                                    

Jangan lupa vote dan coment nya yaaa guiisss
.
.
.

" Semua akan menjadi milikuuu dan keluarga Maheswara akan hancur sehancur hancurnya" ucap Evan membaca surat tersebut yang tertulis berwarna merah dengan tinta berbau darah.

Detik itu juga semua terdiam dan berpandangan satu sama lain mencari penjelasan dari maksud surat tersebut. Kini Friska pun sudah terlihat pucat dengan jantung berdetak lebih cepat.

" Siapa yang ngelakuin itu semua Van?" Tanya Friska dengan suara lirih.

" Jawab gue siapa yang ngelakuin itu semuaaa" kini gadis itu sudah berteriak sembari menjambak rambutnya.

" Tenang Fris,gue juga kagak tau siapa yang neror elo selama ini" ucap Evan menenangkan Friska dengan memegang bahunya.

" Pulang sekarang yaa? Keadaan Lo sedang nggak baik baik aja  hari ini! " suruh Evan yang di angguki oleh Friska.

" Mau kita kawal kalian sampai pulang Van?" Tawar Zafar.

" Makasih Zaf, gue bisa kok jaga jaga sendiri" jawab Evan dengan senyum yang terlihat di paksakan karena masih terlihat aura sedih dan cemas di wajahnya.

" Kalau ada apa apa miscall gue aja kalau enggak yang lain" imbuh Daren.

Evan pun mengangguk dan mengacungkan jempol nya.

" Hati hati ya Friska sama Evan" ucap Jovanka khawatir.

"everything is fine,gue baik baik aja dan nggak usah khawatir. Sori ya gue udah buat kalian cemas karena teriakan gue tadi" ucap Friska

" Its oke Fris,itu hal yang wajar" jawab Aneska.

Kini Friska dan Evan sudah berjalan meninggalkan mereka semua.

" Kamu lemas banget Fris,mau gue gendong ampek depan parkiran rumah Dareen?" Tawar Evan.

" Nggak usah Van." Tolak Friska.

Kini motor ninja itu telah melaju membelah jalan. Gadis itu hanya terdiam sambil memeluk Evan dengan eratnya. Tanpa di sadari ada sebuah mobil yang mengikuti mereka.

Evan pun segera tersadar setelah melihat spion motor nya menampakan sebuah mobil hitam yang sedari tadi di belakangnya.

" Fris pegangan yang erattt" teriak Evan yang di angguki Friska.

Evan semakin melajukan motornya dengan kapasitas kecepatan tinggi.
Friska pun semakin erat memeluk Evan. Sebelumnya Evan belum pernah mengendarai motor secepat ini. Entah mengapa mobil itu terus mengikuti nya walau dirinya sudah sangat cepat mengendarai motor nya.

Tanpa berpikir panjang Evan memasuki gang gang kecil sebagai jalan pintas agar mobil tersebut tidak bisa masuk ke dalam situ. Motor ninja itu pun akhirnya berhenti. Mobil itu pun sudah tidak terlihat lagi. Evan dan Friska melepas helm dan turun dari motor dengan nafas yang memburu.

" Elo nggak papa Van?"

" Harusnya gue yang tanya sama lo, elo nggak papa kan?"
Friska pun mengangguk atas jawaban itu. Beberapa menit kemudian hanya ada keheningan dan helaan nafas.

BAYANG SENDU Where stories live. Discover now