Empat Puluh

37 3 1
                                    

Jangan lupa vote dan coment nya yaaa guiisss
.
.
.

Friska duduk di atas lantai sambil bersandar di sisi kasur, ia hanya diam sambil menunduk menatap kosong ke bawah.

Saking sunyinya hanya suara denting jam yang terdengar memenuhi ruangan malam. Dirinya sedang menunggu notifikasi pesan masuk dari cowok nya namun nihil, di handphone nya tidak ada pesan sama sekali.

Tak ada yang berinteraksi padanya, tak ada yang berbicara padanya, dan tak ada yang peduli dengannya. Semua yang ia kenal seperti perlahan menghilang tanpa jejak.

Jovanka, Aneska bahkan kini Evan pun menuduh dirinya karena telah mendorong tubuh Mura hingga jatuh tangga. Kini Maura di larikan ke rumah sakit karena pendarahan yang cukup hebat. Friska tidak tahu kenapa Maura bisa terjatuh. Dirinya hanya mendorong gadis itu pelan. Dirinya tidak sebrutal yang orang lain pikirkan.

Suara pintu terbuka tak di pedulikan gadis itu, ia tetap duduk dalam posisinya. Lelaki paruh baya dengan kondisi tak sempurna itu mendekati anak gadisnya. Friska menoleh melihat tangan papahnya yang membuat dirinya semakin terluka.
Tangan kiri lelaki itu mengusap lembut suri rambut milik Friska.

"Ada apa? Cerita sama papah." ungkap Mahesa kepada anaknya. Friska pun langsung menghambur di pelukan papahnya. Dirinya menangis sesenggukan sejadi-jadinya.

"Sabar sayang, Allah lagi menguji kita karena Allah sayang sama kita. Minta lah pertolongan Allah, karena sesungguhnya di dunia bukan tujuan hidup kita. Di dunia adalah tempat ujian dan mencari amal. Carilah ridho Allah sayang, bertaqwa lah kepadanya. Karena dengan taqwa adalah kunci segala kesulitan. "

"Tapi kenapa harus kita pah? Kenapa harus kita yang di beri ujian ini?" ucap Friska dengan isakanya.

"Karena kita makhluk pilihan sayang, kita di cintai Allah. Allah rindu dengan sujud kita, rindu dengan tengadah tangan kita, rindu dengan bacaan Al Quran kita Friska. Berprasangka baik lah kepadanya."

"Makasih pah, makasih udah selalu ada buat Friska. Terimakasih karena telah melindungi Friska. Friska sayang papah, i love you so much!" ucap Friska yang membuat Maheswara ikut menetes air matanya.

"I love you to sayang." ucap Mahesa mencium puncak kepala Friska.

❤️❤️❤️

Pintu ruang inap Maura  terbuka, menampilkan Evan  pertama lalu disusul Friska di belakangnya.

Mata Friska langsung bertatapan dengan mata Lena yang menatapnya dengan tatapan tajam.

"Hh, datang juga kamu." ucap Mira mamah Maura yang berdiri dari duduknya. Kemudian di susul oleh Hendrik suaminya.

"Minta maaf sama Maura sekarang!" perintah Hendrik tanpa basa basi.

Friska  menatap mata Hendrik lama sebelum akhirnya menatap ke arah Maura yang duduk di atas kasur. Dapat terlihat jelas gadis iblis itu tengah menahan senyum di wajahnya.

"Buat apa minta maaf ? Gue nggak salah tuan Hendrik." ucap Friska penuh penekanan.

"Elo Maura, nggak usah playing victim seolah elo yang tersakiti. Elo memang  sengaja njatuhin badan elo biar jatuh  di tangga kann? Ngakuu Lo!" ucap Friska.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 17, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BAYANG SENDU Where stories live. Discover now