Tiga Puluh Enam

41 7 51
                                    

Jangan lupa vote dan coment nya yaaa guiisss
.
.
.

"Vannn gentingggg,  ini pentinggg!" ucap Verel yang tiba-tiba datang memgehela nafas panjang sampai ngos ngosan.

"Ada apa kak?" tanya Evan menciutkan keningnya.

"Lintang sama Yoga berantem di kantiiinnn!" ungkap Verel yang membuat semua orang membelalakkan matanya.

"Apaaaa?"  tanggap Evan tersentak.  Cowok itu pun segera bergegas menuju ke kantin sekolah. Sekarang sudah terdapat banyak anak-anak sedang berkumpul mengerumuni dua lelaki itu yang kini  saling hajar menghajar.

"BERHENTI!" teriak Evan yang mendapat perhatian dari semua anak termasuk Yoga dan Lintang.

"Di sini sekolah buat belajar, bukan untuk adu kekuatan! Kalau kalian ingin berantem silahkan di ring pertinjuan!" ujar Evan kepada seniornya itu.

"Nggak usah ikut campur Van! Nggak usah pencintraan di depan semua orang agar terlihat mejadi ketua osis yang teladan!" Ketus Lintang.

"Tapi maaf, gue bukan elo kak! Bukanya  perkataan Lo barusan  sedang membicarakan diri sendiri bukan?" sinis Evan kepada Lintang.

"Jujur sama gue! Sebenarnya apa yang terjadi sama kalian? Bukannya semua masalah bisa di selesaikan dengan kepala dingin kan?" ungkap Evan.

"Maura." panggil Evan kepada gadis itu yang kini terdiam menyeka air matanya.

"Ada apa ini Ra? Kenapa Lo nangis?" tanya Evan.

"Semua ini masalah gue sama kak Yoga Van! Lo kagak usah ikut campur tentang masalah pribadi gue dan cowok brengsek ini!" tuding Maura kepada Yoga.

"Woi jalang! Nggak usah ngata-ngatain gue cowok brengsek kalau elo aja belum tentu suci daripada gue!"

Bughh

Pukulan itu begitu mulus mengenai pipi Yoga. Darah segar mengalir dari bibirnya. Semua orang terperanjat dengan aksi cowok tersebut.

"UDAH GUE BILANGG! JANGAN SAKITI ADEK GUEE! LO PUNYA TELINGA KAGAK SIHH?" bentak Lintang yang kini sudah mengeluarkan taringnya.

"Cukup bangg! Everything will be fine! Ini juga udah menjadi keputusan Maura buat putus sama kak Yoga!" terang Maura dengan terisak.

"Tapi gue nggak terima Maura! Gue nggak terima elo di putusin sama Yoga dengan cara seperti ini! Elo lihat sendiri kan dia bilang menyesal lebih milih elo dari pada Friska!"

Ungkap Lintang yang membuat Friska tersentak karena penuturan kakaknya itu.

"Bentar dehh! Ini maksudnya apa sih?" tanya Friska kebingungan.

Segitukah bang Lintang membela Maura sampai membiarkan dirinya terluka? Tetapi mengapa dia sama sekali nggak pernah bela gue ketika kak Yoga juga melakukan hal yang sama seperti Maura?

Masih ada artinya kah gue di matanya?

Sebenarnya adik dia tu siapa sihh?

Batin Friska dalam hati.

"Friss maafin gue! Elo pasti masih sayang kan sama gue? Mungkin ini terlambat, namun hati gue kagak bisa menyembunyikan fakta bahwa sebenarnya gue cinta sama elo! Gue baru sadar bahwa hati gue selalu nyaman di dekat elo!" ungkap Yoga sambil memegang tangan Friska.

BAYANG SENDU Where stories live. Discover now