Dua Puluh Satu

108 50 230
                                    

Jangan lupa vote dan coment nya yaaa guiisss
.
.
.

"Kak Lintang, Maura?" ucap Aneska.

" Mau apa Lo?"  Ucap Evan berdiri dari duduk di atas ranjang nya dengan raut wajah terlihat menahan emosi.

" Emang ada yang salah kalau gue  jenguk adik gue sendiri?" Jawab Lintang dengan entengnya.

" Ciihh, masih nganggep Friska sebagai seorang adik,  setelah perlakuan Lo selama ini?"
sangkal Evan.

Namun tanpa dugaan Lintang justru melangkahkan kakinya menuju ke arah Friska kemudian menarik tangan gadis itu secara paksa.

" Pulang!" Satu kata yang membuat Friska terkejut atas perlakuan tersebut.

" Apaan si bang!" tolak gadis itu dengan melepas cekalan tangan dari kakaknya.

" Lo mau cari mati? Jangan mentang-mentang lo kakak kelas gue terus Lo jadi seenaknya unjuk senioritas nying! Gue kagak pernah takut sedikitpun meskipun Lo terkenal seram, karena masuk ke geng motor The Hunters yang begitu fenomenal atau bahkan mantan ketua osis yang sangat terhormat!" terang Evan yang kini sudah mengepal kan  kedua tangannya.

" Maksudnya Lo apa? Ngajak berantem?" Jawab Lintang yang mau  melayangkan tangannya ingin memukul cowok tersebut.

" Sudah cukup semuanya!" Ucap Maura yang membuat Lintang menurunkan tangannya.

" Sebelumnya maaf untuk semuanya,  terlebih lagi  untuk Evan dan Tante Amora karena dengan kedatangan saya dan bang Lintang membuat kekacauan di rumah ini. Di sini gue cuman mau menjemput Friska karena ini amanah dari Tante Lena yang tak lain mamah Friska sendiri untuk pulang ke rumahnya."  terang Maura yang justru membuat Friska mengacuhkan pembicaraan yang di lontarkan Maura.

" Friska, pulang ya! Mamah Friska khawatir dengan keadaan Friska!" Rayu Maura dengan suara lembutnya.

" Najisss alay jablaiii! Nggak usah munafik Lo jadi orang!" Sindir Jovanka untuk Maura.

" Heh murahhh! Lo pikir gue kayak gini karena siapa? Lebih heranya Lo masih berani ya pasang wajah murahan Lo itu di depan gue!" Gerutu Friska.

" Yaudah Ra kalau orang yang kagak tahu diri itu  kagak mau, kita pulang aja!" ujar Lintang menarik tangan Maura untuk keluar dari kamar Evan.

" Gue mau pulang kalau mamah emang bener bener masih peduli sama gue! Mamah sendiri yang harus  jemput gue di sini tanpa menyuruh orang lain!" Jelas Friska yang membuat Lintang dan Maura menghentikan langkahnya.

" Oke! gue bakal suruh mamah jemput elo!" jawab Lintang dengan menengok kan wajahnya setelah itu keluar dari kamar tersebut.

" Lo ngapain masih mau ke rumah keramat itu lagi si Fris!" tanya Evan dengan rahang yang sudah mengeras geram.

" Its oke Van! Lagian papah bentar lagi juga pulang, jadi gue pasti aman di rumah kalau ada papah." Terang Friska.

" Apa perlu gue lapor sama om Mahesawara soal kejadian kemarin?" tanya Evan.

" Jangan Van! Please jangan pernah bilang ke papah ya!" Rengek Friska.

" Tapi ini uda keter..."

" Gue nggak selemah yang elo pikirkan." Potong Friska.

" Terserah elo!" Ujar Evan yang kemudian keluar dari ruangan kamar.

" Evan mau kemana nak?" Ujar Amora kemudian mengejar anaknya.

"Tu orang marah?" Tanya Dareen.

" Kagak tahu tu anak!" Jawab Jovanka.

❤️❤️❤️❤️

BAYANG SENDU Donde viven las historias. Descúbrelo ahora