Dua Puluh Tiga

91 23 91
                                    

Jangan lupa vote dan coment nya yaaa guiisss
.
.
.

Evan pun hanya tersenyum sinis setelah menghadapi perilaku tersebut. Tangan yang kini terbuka di udara menjadi kepalan yang begitu kuat. Cowok itu pun berbalik dan tanpa dugaan dirinya menarik kaos olahraga milik Arkan.

" Mau nyari mati?" tanya Evan kepada Arkan dengan raut wajah yang terlihat menyulutkan api permusuhan.

" Lepasin tangan kotor Lo!" suruh Arkan dengan seringai wajah santai.

" Evann elo ngapain sih, lepasin enggak! " ancam Friska yang sudah melepas paksa cengkraman tangan Evan dari baju Arkan.

" Jangan bawa masalah pribadi Lo di hadapan banyak orang kek gini! Ingettt Van, elo itu sekarang teladan sebagai ketua osis di SMA Cakrabuana! Gunakan pikiran jernih Lo supaya kagak kebawa emosi soal masalah kek begini!" bisik Friska kepada cowok tersebut yang masih terlihat sangat emosi.

" Maafin Evan ya Ar!" ujar Friska tulus.

" Its oke Fris, bukan elo yang harusnya minta maaf, tapi dia yang harusnya sadar diri!" ucap Arkan yang kemudian berjalan ke arah tim basket nya.

" Evan, Friska! Kesini woiii peggang piala kemenangan kita braiii!"
teriak Enzy sambil membawa piala itu penuh kebanggaan.

" Yukk kita gendong ibu kapten basket kita sebagai tanda kemenangan!" suruh Agam yang mendapat persetujuan dari semuanya.

" Hayuuukkk!" ucap mereka bersamaan. Tanpa mendapat izin dari sang pemilik tubuh, kini badan kurus itu ia junjung tinggi sebagai tanda bangga dengan kapten basket nya.

" Turunin dia!" ucap Evan dengan tatapan mematikan menandakan dirinya sudah tidak bisa di ajak bercanda.

" Tapi Van, orangnya aja kagak nol...!"

" Gue bilang turunin ya turunin!" teriak Evan yang sekarang sudah menonjolkan urat lehernya.

" Iya Van." jawab Agam pasrah. Mereka semua pun menurunkan tubuh Friska. Kini momen yang seharusnya menyenangkan berubah menjadi tegang karena kemarahan Evan. Mereka semua terdiam karena tahu betul bagaimana karakter seorang Evander Samuel Raymond ketika sedang marah. Kini cowok tersebut pun melangkahkan kakinya bertujuan meninggalkan lapangan.

" Ada masalah apa? Cemburu? Lo suka sama adik gue?" tanya Lintang dengan mencegah Evan ketika ingin meninggalkan lapangan.

" Bukan urusan Lo!" Jawab Evan penuh penekanan. Cowok tersebut pun mendorong tubuh kakak kelasnya.

" Mingir! Gue mau lewat!" suruh Evan kepada Lintang.

" Belagu amat jadi orang!" ucap Lintang sembari mengembangkan senyum sinisnya.

" Van bentar, tungguin gue!" kini Klara dan geng nya  sudah berteriak mengejar langkah Evan. Dengan hembusan nafas pasrah, cowok itu pun akhirnya mengehentikan langkahnya.

" Apa?" jawabnya dengan jutek.

" Ni minuman buat Lo!" kini Klara sudah menyodorkan sebotol minuman untuk cowok tersebut.

" Makasih kak, tapi gue udah ada!" jawab Evan sambil menenteng kan botol minuman nya ke arah Klara.

" Jangan ganggu gue! Gue mau sendiri!" ucap Evan yang langsung meninggalkan Klara dan ketiga teman temannya.

BAYANG SENDU Where stories live. Discover now