40

13K 662 222
                                    

Suasana dapur sangat ramai dengan aktivitas para pelayan yang tengah mengerjakan tugasnya masing-masing namun di tengah kesibukan tersebut sepasang kaki berjalan dengan tergesa-gesa sampai akhirnya berhenti tepat di depan seorang wanita paruh baya. Wanita paruh baya tersebut terkejut sejenak lantas mengerutkan keningnya saat melihat wanita yang jauh lebih muda darinya terlihat seperti baru saja di kejar anjing, napasnya terengah-engah.

" Kamu kenapa? " Tanya wanita paruh baya itu dengan ekspresi yang sama.

" Anu... itu di depan.. " Jawabnya dengan terbata.

" Ayo tarik napas terlebih dahulu kemudian bicara ada apa? " Wanita paruh baya itu menasihati dan ada sedikit rasa penasaran di benaknya.

" Bibi Lia dia kembali. " Lanjutnya setelah berhasil menetralkan napasnya.

Wanita paruh baya yang ternyata bibi Lia pun merasa terkejut saat mendengar apa yang di katakan oleh pelayan itu.

" Dia? Nak Zelvin? " Batin Bibi Lia.

Seketika setetes air mata mulai membasahi pipinya. Ada perasaan senang, rindu dan cemas yang dia rasakan saat ini. Sudah lama sekali Bibi Lia merindukan sosok mungil itu. Selama ini pikirannya terus tertuju pada Zelvin, dia khawatir jika Zelvin kenapa-kenapa. Namun, dengan adanya kabar ini membuat hatinya merasa lega.

Dia sangat bersyukur bahwa Zelvin baik-baik saja. Tanpa mengubris kembali perkataan pelayanan di depannya bibi Lia dengan cepat menyelesaikan pekerjaannya, dia sudah tidak sabar untuk bertemu lagi dengan pria mungil yang sangat dia rindukan beberapa tahun terakhir ini.

_________________

" Kakek tidak ingin memeluk Jessi? " Tanya Jessi dengan wajah cemberut.

Glen menahan tawa saat melihat tingkah Jessi saat ini. Kemudian lengan besarnya mencubit pelan pipi putrinya lalu mengecupnya dengan gemas. Jessi hanya terkekeh kecil mendapatkan serangan dari Glen.

Berbeda dengan Tuan Bryan, kedua manik mata tuan Bryan menatap sosok gadis mungil yang tengah bertengker di gendongan Glen. Seketika air mata tuan Bryan kembali berderai setelah menatap Jessi.

" Ini anakku, cucu Ayah. " Jelas Glen.

" Kakek... " Panggil Jessi seraya merentangkan kedua lengannya meminta untuk di gendong.

Tuan Glen segera menghapus air matanya kini berganti tersenyum dengan bahagia. Kedua lengannya pun segera menggendong Jessi, lantas memeluk tubuh Jessi dengan erat di dalam gendongannya.

" Cucu kakek. " Ucap Tuan Bryan dengan haru. Dia tidak menyangka bahwa Zelvin akan memberinya seorang cucu yang sangat cantik.

Pertanyaan yang menanyakan bagaimana Zelvin bisa mengandung yang sempat terlintas di kepalanya dia abaikan. Dia tidak peduli dengan hal itu, yang dia pedulikan saat ini Zelvin dan juga cucunya sudah kembali padanya. Dia amat bahagia dan bersyukur karna Tuhan sudah sangat baik karna kembali mempertemukannya dengan Zelvin dan mendapat bonus seorang cucu.

Zelvin yang melihat interaksi kakek dan cucu itu kembali meneteskan air matanya. Sedangkan Glen yang melihat Zelvin kembali menangis segera menarik pinggang kecil Zelvin lantas memeluknya. Sebelah tangannya terangkat mengusap air mata di kedua sisi pipi tembam Zelvin.

Zelvin terkejut saat merasakan pinggangnya yang di tarik dengan tiba-tiba. Kemudian mendongak menatap kearah Glen saat Glen tengah mengusap air matanya.

" Jangan menangis, aku tidak suka melihatmu menangis. " Ucap Glen dengan lembut seraya tersenyum lembut.

Melihat senyuman yang di berikan Glen, sontak pria mungil ini memalingkan wajahnya. Berharap pria kekar di dekatnya tidak melihat wajahnya yang memerah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 08, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I Love You Mr. Archer [ M-Preg ] 21+Where stories live. Discover now