05

17.2K 1K 48
                                    

Sebuah tubuh mungil menggeliat kecil diatas kasur king size itu. Matanya perlahan terbuka menatap sekelilingnya. Ada rasa sakit yang mendera di bagian bawahnya.

" Aww nghh... " Ringisnya saat mencoba mendudukan dirinya. Rasa sakit di bagian belakangnya semakin nyata saat dirinya terduduk.

" Apa yang telah terjadi padaku? " Tanyanya pada diri sendiri.

Dia menekan kepalanya berusaha menghilangkan rasa pusing di kepalanya. Pria mungil itu berusaha mengingat apa yang sudah terjadi semalam.

" Kenapa belakangku sakit sekali ahh. " Ringisnya kembali saat bekalangnya berkedut sehingga menghasilkan efek perih.

Mata Zelvin membola saat dirinya sadar dalam keadaan telanjang bulat.

" Ba-bagaimana bisa? " Ucapnya tak percaya.

" Kau sudah bangun. " Ucap pria di ambang pintu dengan suara beratnya. Entah sejak kapan Glen berada disana. Yang jelas Zelvin tidak menyadari kehadiran Glen sejak dari tadi.

Mata cantik Zelvin semakin membulat. Dengan refleks dia menaikan selimutnya menutupi seluruh tubuhnya.

" Tu-tuan... " Gumam Zelvin gugup. Ada rona merah menghiasi kedua pipinya saat Glen menatapnya dengan lekat.

Seketika serpihan memory semalam terekam di kepalanya. Kegiatan panas terekam di kepala Zelvin. Dia ingat, dia dan Glen melakukannya semalam.

Zelvin menggeleng kecil berusaha menghilangkan ingatan itu. Semakin dia memngingat kejadian semalam semakin dia ingin mati karna merasa malu.

Dan yang lebih memalukannya lagi Zelvin merengek untuk di masuki. Zelvin memukul-mukul kepalanya sebari mengumpati dirinya sendiri.

Perlahan kaki jenjang Glen melangkah ke arah Zelvin. Zelvin yang melihatnya langsung menghentikan kegiatan memukul kepalanya.

Deghh... deghh.... deghh...

Jantung Zelvin semakin berdetak kencang bersamaan dengan Glen yang kian mendekat.

' Ku mohon berhenti! Ini sangat sakit auu... jantungku rasanya akan copot. ' Batin Zelvin.

" Bagaimana dengan holemu? Apa sakit? " Tanya Glen santai sebari duduk di hadapan Zelvin.

Deghh...

' Unghh... sangat memalukan... '

Wajah Zelvin kian memanas dan semakin merah. Dia merasa malu saat mendengar Glen menanyakan hal itu kepadanya. Perlahan wajahnya menunduk malu.

Glen tersenyum tipis melihat reaksi Zelvin. Entah kenapa dia sangat senang bila melihat sikap Zelvin seperti ini. Semakin imut. Pikirnya.

" Zelvin? Aku bertanya padamu. " Namun Zelvin tetap menunduk karna rasa malunya.

" Apa kau tidak mau menjawabnya? " Lagi-lagi
Zelvin diam.

Glen menghelana napasnya.

" Baiklah biar aku sendiri yang memeriksa holemu. "

Mendengar itu Zelvin mendongak menatap Glen. Kepalanya menggeleng lucu dengan tatapan yang memelas menolak apa yang Glen katakan.

" Jadi? "  Tanya Glen meminta penjelasan. Tatapannya menatap tajam Zelvin. Zelvin menundukkan kepalanya lagi.

" Holeku sakit tu-tuan... " Cicit Zelvin. Rasanya Zelvin ingin mati saja. Dia benar-benar malu.

Tanpa sepengatahuan Zelvin Glen tersenyum. Dia beringsut mendekat. Tangannya terulur mengusap lembut pucuk kepala Zelvin.

I Love You Mr. Archer [ M-Preg ] 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang