23

8.9K 724 43
                                    

1 bulan kemudian.

Setelah 1 bulan kematian mendiang ayahnya, Zelvin sudah mulai bisa mengikhlaskan kepergian ayahnya. Walaupun hal itu sangat sulit untuknya.

Selama sebulan itu Zelvin terus menangis. Bahkan dia selalu bermimpi tentang ayahnya. Zelvin sangat terpukul atas meninggalnya Marion. Bahkan Zelvin tidak perduli lagi dengan hidupnya.

Zelvin hanya menghabiskan hari-harinya hanya dengan menangis. Dia juga tidak pernah ingin makan. Bahkan Zelvin lupa bahwa saat ini ada nyawa di dalam perutnya.

Dia merasa berdosa karna tidak perduli dengan kandungannya.

Zelvin juga tidak bersemangat untuk sekolah. Glen pun meminta kepada pihak sekolah untuk mengijinkan Zelvin cuti sekolah selama 1 bulan. Karna yang meminta adalah Glen, selaku donatur teebesar di sekolah itu. Pihak sekolah pun mengijinkan Zelvin untuk cuti 1 bulan.

Hari semakin hari keadaan Zelvin memburuk membuat Glen dan bibi Lia semakin cemas dengan keadaan Zelvin. Mereka pun selalu memperhatikan Zelvin.

Melihat Zelvin seperti itu membuat hatinya teriris.

Glen pun selalu ada untuk menemani Zelvin. Walaupun nantinya akan ada perang mulut antara dirinya dan juga Aulisya. Namun, hal itu tidak menjadi masalah untuknya. Yang dia prioritaskan adalah keadaan Zelvin.

Namun, Sekarang semuanya sudah membaik. Zelvin sudah bisa beraktivitas seperti biasanya. Zelvin pun sekarang sudah bisa tersenyum lagi.

Zelvin teringat dengan perkataan ayahnya. Yang bilang bahwa dia tidak suka melihat Zelvin menangis. Semenjak itulah Zelvin berhenti untuk menangisi kepergian ayahnya.

Zelvin tidak ingin membuat ayahnya marah dan khawatir atas keadaannya.

Saat ini Zelvin sedang makan siang di kantin bersama Jeno dan Claudya. Mereka memakan makanannya dengan lahap dan tenang.

" Vin, abis ini kita ke perpus yuk. " Ajak Claudya.

Zelvin menoleh kearah Claudya.

" Mencari buku untuk tugas? " Tanya Zelvin yang langsung di angguki oleh Claudya.

" Aku temenin ya. " Tawar Jeno.

" Gak usah kak kita bisa sendiri kok . " Tolak Zelvin. Claudya menyikut tangan Zelvin.

" Ishh, kamu ini gimana sih. Dia lagi pengen PDKTan sama kamu. " Bisik Claudya.

Zelvin hanya menggelengkan kepalanya.

" Boleh gak? " Tanya Jeno.

" Ga- "

" Boleh kak! " Potong Claudya dengan antusias.

Zelvin hanya menghela napas pasrah.

Setelah mereka selesai makan siang. Mereka pun langsung pergi ke perpurtakaan untuk mencari buku yang Zelvin butuhkan.

Namun, buku yang mereka perlukan tidak ada di setiap rak bukunya.

" Kenapa ya gak ada bukunya. " Ucap Zelvin sedih.

" Sebenarnya aku punya satu di rumah. " Ucap Jeno sambil menggusap tengkuk belakangnya.

Zelvin dan Claudya membulatkan matanya. Sia-sia sudah waktu mereka berkeliling perpustakaan. 

" Kenapa gak bilang dari tadi kak Jenooo. " Ucap Claudya kesal.

" Maaf, aku cuman pengan kalian nemuin bukunya disini. " Jeno beralasan sambil tersenyum tanpa dosa.

" Tapi kalian boleh kok pinjem, atau mau langsung ngerjain tugasnya di rumahku? Kalo ada kesulitan aku bisa bantu. " Tawar Jeno.

" Apa boleh kak? " Tanya Zelvin.

I Love You Mr. Archer [ M-Preg ] 21+Where stories live. Discover now