24

8.6K 736 50
                                    

" Nak, bibi masuk ya. " Ucap bibi Lia saat tidak mendapat jawaban dari Zelvin.

Bibi Lia pun menarik knop pintu kamar Zelvin.

" Tidak di kunci. " Batinnya.

Kemudian Bibi Lia pun langsung membuka pintu kamar Zelvin.

Kosong.

Bibi Lia mengedarkan penglihatannya mengelilingi kamar Zelvin. Berharap bisa menemukan sosok mungil yang selama ini menempati kamar ini.

" Zelvin! " Panggil Bibi Lia sambil berjalam masuk kedalam kamar.

" Nak, kamu sudah bangun? " Tanya Bibi Lia masih terus berjalan.

Sampai akhirnya bibi Lia berhenti di depan meja nakas. Perhatiannya tertuju pada secarik kerta di atas nakas tersebut. Disana juga ada sebuah kalung dan ponsel milik Zelvin.

Bibi Lia pun membawa secarik kertas tersebut. Kemudian membaca pesan singkat yang tertulis di kertas itu.

Tuan terimakasih untuk semuanya....
Aku pergi.

Isi pesan singkat tersebut.

Buliran-buliran bening berjatuhan dati sela mata bibi Lia. Dia tidak menyangka Zelvin akan pergi secepat ini. Bahkan Zelvin tidak berpamitan dengannya.

Dengan tergesa-gesa bibi Lia pun berlari keluar kamar Zelvin. Kemudian menuju ruang makan. Dia ingin memberitahu pada Glen bahwa Zelvin pergi.

" Tuan. " Panggil bibi Lia dari kejauhan. Raut wajahnya terlihat sangat panik dan khawatir.

Glen yang sedang sarapan bersama istrinya- Aulisya pun menoleh kearah sumber suara. Glen mengerutkan keningnya saat melihat bibi Lia yang terlihat panik.

" Tu-tuan.... " Panggil bibi Lia dengan napas yang terengah.

" Kenapa bi? " Tanya Glen penasaran.

Aulisya pun menatap bibi Lia dengan insten dan juga merasa penasaran apa yang terjadi.

" Ini tuan. " ujar bibi Lia sambil memberikan pesan singkat yang Zelvin tinggalkan di kamarnya.

Glen pun menerima kertas itu dengan bingung. Kemudian dia langsung membaca pesan dari Zelvin.

Glen meremas kertas itu menjadi tak berbentuk. Rahangnya mengeras dan tangannya mengepal dengan kuat. Dia tidak menyangkan Zelvin akan pergi tanpa izin darinya.

" Jadi itu yang kamu mau. " Batin Glen.

" Ada apa sayang? " Tanya Aulisya. Namun, tidak mendapat jawaban apa-apa dari Glen.

" Tuan kita harus segera mencarinya. " Pinta Bibi Lia.

" Tidak perlu, biarkan saja dia. Itu yang dia inginkan. " Ucap Glen penuh dengan amarah.

" Ta-tapi tuan Zelvin sedang.... "

" Zelvin pergi dari sini? " Tanya Aulisya.

Bibi Lia mengangguk menanggapi pertanyaan Aulisya.

" Wah akhirnya gay sampah itu pergi juga dari sini. " Ucap Aulisya dengan senang.

" Tuan... " Panggil bibi Lia lagi.

Glen manatap bibi Lia dengan tatapan tak biasa.

" Biarkan saja! Aku tidak peduli! " Saut Glen dengan nada tinggi.

Glen masih belum bisa memaafkan Zelvin atas apa yang terjadi semalam. Bahkan sekarang Glen memikirkan kembali tentang perasaannya pada Zelvin. Dia tidak ingin mencintai seseorang yang layaknya seperti jalang.

I Love You Mr. Archer [ M-Preg ] 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang