10

11.6K 784 60
                                    

Zelvin terbangun dari tidurnya. Dia merasa semua badannya terasa sakit dan remuk. Cahaya matahari menyilaukan indra penglihatannya.

Zelvin terduduk dan memejamkan matanya lagi berusaha untuk mengumpulkan nyawanya.

" Sakit sakali ahhh... " Lenguhnya saat merasakan sakit di sekujur tubuhnya.

Zelvin pun membuka matanya. Mengedarkan pelinglihatannya ke sekeliling kamar. Saat pandangan Zelvin fokus, tiba-tiba matanya membulat. Saat menyadari jika dia tidur di atas lantai tepat di depan pintu

" Ahh... sejak kapan aku tidur disini? " Tanya pada diri sendiri sambil beranjak dari duduknya dan berjalan menuju kasurnya.

Zelvin pun mendudukan pantatnya di atas kasur.

Seketika dia teringat akan kejadian semalam. Dimana dia melihat Glen tengah bercinta dengan kekasihnya. Tiba-tiba rasa sakit itu kembali terasa di hatinya. Setitik air mata pun terjatuh membasahi pipi tembamnya.

Zelvin pun segera menghapus air matanya dan menepuk-nepuk pipinya.

" Tidak boleh menangis! Kau harus melupakannya! Kau pasti bisa Zelvin. " Ucapnya menguatkan dirinya sendiri.

" Fighting!!! " Dia menyemangati dirinya sendiri.

Setelah itu Zelvin pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah selesai mandi Zelvin pun bersiap-siap untuk pergi sekolah.

Saat Zelvin sedang merapikan seragamnya. Tiba-tiba ponselnya berdering. Zelvin menoleh kearah nakas dan berjalan. Dia pun mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menelponnya.

Namun, disana tertera nomer yang tidak di kenal. Zelvin pun menerima panggilan tersebut.

" Hallo... " Sapa Zelvin terlebih dahulu.

" Aku di depan rumahmu. " Saut orang di sebrang telepon.

" Kau siapa? " Tanya Zelvin mengabaikan panggilan dari sebrang telepon.

" Aku Jeno. Cepat aku sudah di depan rumahmu. " Ucap Jeno.

" Benarkah? " Tanya Zelvin terkejut. Jeno berdehem mengiyakan pertanyaan Zelvin.

" Tapi bagaimana bisa kak Jeno tau nomor ponsel dan rumahku? Ahh maksudku rumah... "

" Tidak penting aku tau darimana, yang penting saat ini adalah kau cepatlah keluar. " Ucap Jeno memotong perkataan Zelvin.

Zelvin pun berjalan kearah balkon. Dan benar saja Jeno sedang menunggunya di sebrang rumah Glen.

Jeno melihat kearah balkon tepat Zelvin berdiri. Dia tersenyum dan melambaikan tangannya.

" Ayo berangkat bersama. " Ajak Jeno.

" Ba_baiklah tunggu sebentar. " Ucap Zelvin setelah itu memutuskan panggilan telepon.

Zelvin pun segera memakai sepatunya dan setelah itu meraih tasnya yang ada di atas kasur.

Zelvin keluar kamar tergesa-gesa, namun, langkahnya terhenti saat mendengar suara di bekalangnya. Zelvin pun membalikkan tubuhnya menghadap ke sumber suara.

Disana, Glen dan Aulisya tengah berjalan kearahnya. Ah, tidak. Lebih tepatnya mereka akan pergi ke ruang makan.

Aulisya yang menyedari bahwa ada Zelvin dia pun lebih menempelkan tubuhnya ke tubuh Glen. Sedangkan Glen hanya diam sebari menatap Zelvin penuh arti.

" Kau pasti bisa. " Zelvin berusaha menguatkan hatinya.

" Pa-pagi tuan, nyonya. " Sapa Zelvin ramah sebari tersenyum paksa.

I Love You Mr. Archer [ M-Preg ] 21+Where stories live. Discover now