04

19.5K 1.2K 52
                                    

Hari demi hari Zelvin lalui. Dia semakin tidak enak kepada Glen. Karna Glen selalu berbaik hati padanya. Semua keperluannya Zelvin Glen penuhi. Zelvin tidak tahu harus membalasnya dengan apa. Karna apa yang dia kasih pada Glen tidak akan sebanding dengan kebaikannya.

Dan selama itu hubungannya kian mendekat.

" Sedang apa? " Tanya Glen ramah. Zelvin tersadar dari lamunannya. Dia menatap kearah Glen yang berjalan mendekatinya. Di tangannya terdapat sebuah kotak entah apa isinya.

" Tuan....  " Cicit Zelvin. Glen duduk dihadapan Zelvin.

" Ini. " Ucapnya sebari menyodorkan kotak itu.

" Untukku? " Tanya Zelvin sebari menunjuk dirinya sendiri. Glen mengangguk.

" Ambilah. " Pintanya. Dengan ragu Zelvin mengambil kotak tersebut.

" Apa ini? " Tanya Zelvin bingung.

" Bukalah. " Zelvin pun membuka kertas kado berwarna merah yang membalut sekeliling kotak itu.

" Wahhh... ponsel! " Ujar Zelvin terkagum-kagum. Glen tersenyum saat Zelvin merasa senang.

" Kau suka? " Zelvin mengangguk cepat.

" Eh tapi tuan. Kenapa tuan memberiku ponsel? " Tanya Zelvin polos.

" Karna aku ingin. Lagi pula kau akan membutuhkannya nanti saat kau berada di sekolah. "

" Eh sekolah? " Tanya Zelvin bingung.

" Iya, nanti lusa kau akan mulai sekolah. Aku sudah mendaftarkanmu di sekolah milik temanku. Kau mau kan? "

Seketika Zelvin menangis tersendu-sendu. Dia tidak menyangka bahwa Glen akan sebaik ini padanya. Zelvin semakin bingung harus bersikap bagaimana. Ini di luar dugaannya. Sebenarnya dia ingin melanjutkan sekolahnya. Namun, dia merasa tidak enak karna telah merepotkan Glen.

" Hey... kenapa menangis? " Tanya Glen sebari mengusap air mata Zelvin.

" Hiks... tuan kenapa kau selalu baik padaku hiks... "

" Karna aku mau. " Jawab Glen dengan lembut.

" Kau maukan untuk melanjutkan sekolahmu? " Tanya Glen penuh harap.

" Tapi tuan... "

" Sssttt... aku tidak suka penolakkan. " Zelvin pun terdiam. Dan tangisnya semakin pecah. Glen kelimpungan karna bingung harus menenangkannya bagaimana.

" Hiks... tuan terima kasih banyak... hiks... aku janji akan membalas semua kebaikanmu... hiks... "

" Tidak, aku melakukan ini tidak mengharapkan imbalan. Aku tulus membantumu. "

" Hiks... tuan. Bolehkan aku memelukmu? " Tanpa sadar dia mengucapkan hal itu. Glen mengangguk dan langsung merengkuh tubuh kecil Zelvin.

Didalam pelukan Glen, Zelvin mengangis sesegukan. Glen hanya diam sebari mengelus punggung rapuh Zelvin. Tidak lupa dia mengeluarkan foremonnya supaya Zelvin merasa tenang dan nyaman.

" Harum dan nyaman. Aku suka baunya. " Batin Zelvin.

Setelah merasa tenang. Zelvin pun melepaskan pelukan Glen. Dia menunduk malu. Karna telah bersikap cengeng di hadapan Glen.

Glen hanya diam memperhatikan Zelvin yang tengah menunduk. Tiba-tiba tangannya menyentuh dagu Zelvin dan mengarahkannya untuk mendongak menatapnya.

Zelvin diam mematung saat wajah Glen kian mendekat. Bahkan hembusan napas Glen bisa dia rasakan. Jantungnya berdetak tidak karuan. Seakan ingin copot.

I Love You Mr. Archer [ M-Preg ] 21+Where stories live. Discover now