06

15K 1K 118
                                    

Sepanjang hari Zelvin terus menangis dan mengurung dirinya di dalam kamar. Entahlah perasaannya saat ini sedang tidak baik. Bibi Lia selalu mencoba Zelvin untuk membukakan pintu kamar. Namun, Zelvin enggan untuk membuka pintu. Dia tidak mau bibi Lia melihat keadaannya yang sedang kacau.

" Nak, buka pintunya! Kau kenapa? Ayo buka pintunya! Kau belum makan siang.bahkan ini sudah masuk jam makan malam. " Tanya Bibi Lia untuk kesekian kalinya sebari mengetuk pintu kamar.

Tidak ada sautan. Zelvin memilih bersembunyi di balik selimut dan menangis. Di balik pintu. Bibi Lia masih berdiri disana. Ada wajah kekhawatiran yang terlihat di wajahnya.

Pasalnya dia di beri kepercayaan untuk menjawa Zelvin. Namun, saat ini Zelvin enggan menemuinya. Bahkan membukakan pintunya saja dia tidak mau. Bibi Lia bingung harus bagaimana. Karna sedari tadi dia berusaha membujuk Zelvin agar membukakan pintu.

Bibi Lia menghela napas. " Nak, sebentar lagi jam makan malam. Apa kamu tidak ingin keluar? " Ucap bibi Lia dengan lembut.

Di dalam kamar Zelvin masih mendengar bibi Lia berbicara. Dia menyingkap selimutnya sedikit dan mengintip kearah pintu.

Sebenarnya dia tidak ingin membuat bibi Lia khawatir karna sikapnya ini. Namun, dia tidak mau kalo bibi Lia melihatnya dalam keadaan kacau seperti ini.

" Nak, sebentar lagi bibi kesini lagi. Sekarang bibi mau menyiapkan makan malam untuk tuan besar dan untukmu. Bibi harap kamu mau makan malam bersama tuan besar. " Ujar bibi Lia dan setelah itu berlenggang pergi.

Zelvin mengubah posisinya menjadi duduk. Dia termenung sebari menatap pintu.

" Seharusnya aku tidak bersikap berlebihan seperti ini. Seharusnya aku tidak boleh mempunyai perasaan pada Tn. Archer. Aku bukan siapa-siapa. Dan stop Zelvin! Kau tidak boleh menganggap semua perhatian tn. Archer adalah rasa sayangnya kepadamu. Tidak mungkin tn. Archer jatuh cinta padamu. Kau hanyalah orang asing yang tak sengaja di tolong olehnya. " monolog Zelvin.

" Ahh, aku sangat kacau sekali. " Ujar Zelvin sebari mengelap air mata yang ada di pipinya. Dia beranjak dari tempat tidur dan segera berlari ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

                                  ****

Zelvin berlari kecil menuju dapur. Dia tidak menghiraukan rasa sakit di bagian bekalangnya. Yang ada di pikirannya saat ini adalah memasak. Ya, entah dorongan apa Zelvin tiba-tiba ingin memasak sesuatu. Dan kebetulan sekali sebentar lagi masuk jam makan malam. Jadi tidak ada salahnya jika dia memasak.

Zelvin tersenyum senang saat sampai di dapur. Kini perasaannya sudah lebih baik. Dia tidak ingin semua orang tahu apa yang saat ini dia rasakan. Maka dari itu dia menampilkan senyum manisnya.

Banyak para maid yang sedang sibuk memasak. Tiba-tiba Zelvin menangkap sosok maid pribadinya yaitu, bibi Lia yang tengah sibuk menyiapkan meja makan. Lalu dia menghampiri wanita paruh baya itu.

" Bibi~ " Panggil Zelvin dengan lembut dan tak lupa senyuman terukir di bibir cherrynya. Bibi Lia menoleh kesumber suara. Dia kaget kenapa Zelvin bisa ada di sini.

" Apa kau baik-baik saja? Kenapa kau tidak mau membukakan pintu? Apa kau sakit?. " Ujar Bibi Lia sebari menakup kedua pipi berisi Zelvin. Dan setelah itu dia memeluk Zelvin dengan erat.

" Jangan membuat bibi khawatir nak. " Gumam bibi Lia dengan masih memeluk Zelvin. Setelah itu dia melepas pelukannya.

" Aku baik-baik saja bibi. Tadi aku tertidur. Sepertinya efek obat yang bibi berikan makanya aku tidur sangat pulas. " Jawab Zelvin berbohong. Dan menampilkan senyum manisnya agar kebohongannya tidak terlihat.

I Love You Mr. Archer [ M-Preg ] 21+Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu