22

9.1K 716 184
                                    

" Dia baik-baik saja, hanya mengalami shock. " Ucap Allan setelah memeriksa Zelvin.

Allan pun membereskan alat kedokterannya.

" Dia hanya butuh istirahat, sepertinya dia sedang memiliki banyak beban pikiran. Aku akan memberi resep vitamin untuknya. " Ucap Allan sambil menuliskan resep obat. Kemudian memberikannya pada Glen.

" Benar dia baik-baik saja? " Tanya Glen dengan raut wajah yang terlihat masih khawatir.

Allan mengangguk.

" Baiklah aku pergi dulu, jika ada apa-apa langsung telpon saja. " Pamit Allan undur diri sambil menepuk bahu Glen.

Allan pun keluar dari kamar Zelvin. Saat sedang turun ke lantai atas tak sengaja Allan berpapasan dengan bibi Lia.

" Jaga dia, untuk saat ini Zelvin tidak boleh memikirkan hal-hal yang berat itu akan mempengaruhi kandungannya. Jangan lupa atur asupan nutrisinya. " Bisik Allan.

Bibi Lia menganggukan kepalanya tanda mengerti.

" Baik dok. " Allan pun pergi menunggalkan kediaman Glen.

" Papa! " Gunam Zelvin sambil bergerak gelisah.

Glen memegang erat tangan Zelvin.

" Zelvin bangun! " Ucap Glen khawatir.

Zelvin tersadar.

" Papa hiks papa... " Zelvin menangis tersedu-sedu.

Glen pun langsung mendekap tubuh mungil Zelvin dengan erat. Mencoba untuk membuatnya nyaman. Namun, Zelvin terus saja menangis, bahkan lebih kencang.

Bibi Lia yang mendengar tangisan Zelvin langsung berlari menuju kamar Zelvin.

Brakkk...

Suara pintu yang terdengar cukup keras. Dengan wajah yang pani bibi Lia menghampiri Zelvin yang sedang menangis.

" Bibi hikss.... " Zelvin melepaskan tubuhnya dari dekapan Glen. Kemudian merentangkan tangannya kepada bibi Lian meminta sebuah pelukan.

Nyesss.....

Ada rasa sakit di hatinya, karna Zelvin lebih memilih untuk di peluk oleh bibi Lia di banding dengannya.

" Kenapa nak? Kamu kenapa nangis? " Tanya bibi Lia sambil mengelus punggung Zelvin.

" Hikss... papa hikss... " Isaknya.

" Tenangkan dirimu dulu nak. " Ucap bibi Lia masih sambil mengelus punggung Zelvin.

Zelvin pun menangis sepuas-puasnya. Mengeluarkan perasaan sedihnya. Glen yang melihat Zelvin menangis membuat hatinya semakin sakit.

Setelah Zelvin puas menangis, bibi Lia pun melepaskan pelukannya. Kemudian menyandarkan punggung Zelvin ke sandaran kasur.

" Ini minumlah. " Ucap Glen sebari menyodorkan segelas teh hangat.

Zelvin menoleh kearah sampingnya. Dia menatap Glen tanpa berdekip.

" Minumlah. " Ucap Glen lembut.

Kemudian membantu Zelvin untuk meminum teh hangat yang sudah di siapkan. Setelah Zelvin meminumnya, Glen pun kembali menyimpan gelas di atas nakas.

Sekarang Zelvin sudah merasa sedikit lebih baik. Walaupun hatinya tetap sedih karna mendengar berita duka tentang ayahnya.

Zelvin berusaha tidak percaya akan apa yang dia dengar. Namun, saat Zelvin mendengar nama ayahnya di sebut membuat hidup Zelvin terasa hancur.

Seperti langit-langit bumi akan runtuh menimpa tubuhnya.

I Love You Mr. Archer [ M-Preg ] 21+Where stories live. Discover now