09

11.7K 794 53
                                    

" Saya calon suaminya! " Tegas Glen tanpa sadar.

" Hah?! " Ucap Zelvin dan Jeno bersamaan.

Zelvin membelalakkan matanya.

" Apa katanya? C_calon su_amiku? " Batin Zelvin.

Zelvin menatap Glen tak percaya. Sedangkan Glen menatap Jeno dengan smirk di bibirnya.

Sedikit rona merah menghiasi pipinya saat Glen menatapnya sebari tersenyum lembut. Dengan cepat Zelvin menundukkan kepalanya.

Sedangkan Jeno menatap Glen tak suka. Tangannya mengepal kala mendengar bahwa Zelvin milik pria di depannya. Namun, Jeno berusaha untuk tenang. Toh, masih calon. Jadi dia masih punya kesempatan untuk merebut pria mungil ini.

Tangan Glen terulur merangkul pundak Zelvin. Dia terus tersenyum, walaupun Zelvin terus menundukan kepalanya.

" Ayo kita pulang sayang~♡ " Ajaknya dengan suara yang sangat lembut. Bahkan Zelvin baru pertama kali mendengar Glen berbicara selembut ini.

Glen selalu berbicara lembut padanya. Namun, ini berbeda dari biasanya.

Wajah Zelvin sudah full merah dengan jantung yang berdebar dengan kencang.

" Kumohon berhentilah! " Batin Zelvin sebari memejamkan matanya.

Tanpa persetujutan Zelvin, Glen pun membawa Zelvin pergi dari sana. Zelvin hanya bisa menurut, dia tidak bisa berkata apa-apa.

Sedangkan Jeno menatap kepergian Zelvin dengan menahan amarahnya. Tangannya mengepal sehingga kukunya memutih. Tadi hampir saja dia berhasil untuk mengajak Zelvin pulang bersama. Tapi, rencana itu hanyalah menjadi rencana.

" Shit!!! " Umpatnya.

Jeno bertekad dia tidak akan menyerah untuk mendapatkan hati dari pria mungil yang telah mencuri hatinya. Dia akan mendapatkan apa yang telah dia claim sebagai miliknya.

Kini Zelvin dan Glen sudah berada di dalam mobil. Sejak saat itu sikap Glen berubah drastis, yang tadinya bersikap lembut kepadanya. Bahkan Glen mengklaim bahwa dirinya adalah calon suaminya.

Dan lihat sekarang, menjadi dingin. Bahkan setelah masuk ke dalam mobil dia hanya diam saja tanpa berniat untuk menyalakan mobil.

Suasanya menjadi canggung.

Zelvin bingung dengan perubahan sikap Glen yang tiba-tiba. Apa salahnya? Bahkan dia tidak merasa melakukan kesalahannya. Dia ingin sekali menyanyakannya hal ini.

Namun, Zelvin tidak berani untuk bertanya. Dia takut membuat kesalah yang membuat dia dan Glen semakin terjebak di situasi canggung yang tidak dia inginkan.

Zelvin pun memilih untuk diam dan melihat keluar jendela.

" Siapa laki-laki tadi? " Tanya Glen dingin tanpa menoleh kearah Zelvin.

Zelvin tersadar dari lamunannya. Kemudian menoleh ke samping dan menatap Glen.

" Siapa?! " Tanyanya lagi dengan nada agak tinggi.

I Love You Mr. Archer [ M-Preg ] 21+Where stories live. Discover now