03

1.8K 248 27
                                    

"Sayang~" Panggilan manja menubruk telinga. Mengambil atensi seorang Kim Dahyun yang sedang bermalas malassan dikamarnya.

"Agh eonnie?" Dahyun berseru kaget karena tubuhnya ditindih tanpa bersiap. "A-ada apa?" Menahan sedikit sakit tanpa menyuruh Sana menyingkir. Dahyun mencoba menatap wajah kekasihnya yang terlihat berseri itu.

"Ayo jalan jalan"

Hah~
Tanpa diminta, helaan nafas sedikit berat Dahyun keluarkan. Sana selalu saja meminta hal yang membuatnya kaget. "Ini sudah hampir tengah malam" Ucapnya

"Kita jalan jalan saja sebentar. Cari makan lalu itu pulang"

"Tidak akan ada tempat makan yang buka dijam seperti ini sayang" Dahyun mencoba memberi nasehat yang malah di hadiahi bibir yang terpout dari Sana. Gadis itu kesal.

"Aku cuma ingin jalan jalan saja" Sana merengek. Memukul dada milik Dahyun lalu bangun dari posisinya. Ia duduk dipinggir ranjang dengan bersedekap dada. "Ya sudah kalau kau tidak mau" Sana pun berdiri dari duduknya. "Aku akan pergi sendiri saja" Putusnya.

"Eh? Tunggu tunggu" Dahyun tak punya pilihan selain menahan. "Jangan macam macam. Keluar sendirian itu berbahaya"

Sana menarik tangannya. Melepaskan genggaman Dahyun. "Aku tak akan lama juga. Jadi sebaiknya kau tidur" Sana menatap kesal lalu melanjutkan langkah bermaksud keluar. Tapi Dahyun sudah terlihat melompat dari ranjang dan menahan langkah gadisnya itu lagi.

"Aku akan menemanimu"

Smirk kemenangan Sana tampilkan tanpa sepengatahuan gadis Kimnya itu. Cukup mudah mengontrol seorang Kim Dahyun.

"Kalau terpaksa, Kau tidak usah menemaniku" Sana menatap Dahyun dengan wajah tak berdosanya itu.

"Ani. Aku tidak terpaksa. Aku ambil jeket dan barang pribadiku dulu. Eonnie bisa ganti baju juga"

"Aku akan keluar seperti ini"

"Huh?" Dahyun kaget lagi. Reflek menscane tubuh sang pacar. Dari bawah hingga keatas. "Eonnie gila?" Teriak Dahyun yang sadar.

Sana tak merespon cepat. Lagipula dia sudah menebak hal ini akan terjadi.

"Memangnya kenapa? Bajuku biasa saja. Aku akan menunggumu di depan" Ucap Sana lalu keluar kamar begitu cepat. Tak memberi kesempatan Dahyun untuk menahannya dan memberikan nasehat karena bajunya yang terbuka.

"Y-yak Minatozaki Sana?!"
.

Langkah pelan dilakukan. Sana menikmati jalan santainya yang diterangi bulan. Sedangkan Dahyun bersungut tak suka. Matanya terus menatap sang pacar. Baju itu benar membuatnya kesal.

"Kenapa kau terus berjalan dibelakangku? Kemarilah" Sana menarik Dahyun berjalan disisinya. Kalau terusan dibelakang. Nanti dia bisa beranggapan bahwa Dahyun adalah managernya dan dengan cepat melupakan keberadaanya karena keasikan sendiri.

"Ck. Aku tidak tahan lagi" Dahyun berujar seraya membuka jeket yang tengah Ia pakai. "Cepat pakai ini" Dia menyerahkannya pada Sana.

Sana menatap jeket itu sebentar lalu membuang muka. "Aku tidak mau!" Tolaknya bersedekap dada.

"Huh? Beraninya eonnie menolaknya. Cepat pakai" Dahyun memaksa. Dan Sana tetap menolak.

"Aku tidak mau Dahyun. Nanti aku kepanasan"

"Cepat pakai" Dahyun pun tetap pada pendiriannya.

"Aku tidak mau" Sana juga tetap pada pendiriannya.

"Aishh jinjja!" Dahyun benar kesulitan. Pacarnya hari ini bertingkah seperti anak kecil. Helaan nafaspun di hembus kan nya. Lalu Ia menatap Sana yang juga terlihat kesal. Pipi terlihat mengembang dengan tangan yang terlihat bersedekap.

About Us? S4 ✔Where stories live. Discover now