44. Momo

1.9K 245 59
                                    

Helaan nafas dikeluarkan Momo. Tadi dia melihat dengan jelas saat Dahyun menggendong Sana dari arah tangga dan dibawa masuk ke kamar.

Hubungan mereka berakhir, tapi bisa di lihat dengan jelas jika mereka masih saling mencintai. Jelas keduanya tak akan semudah itu membuka hati untuk orang lain.

"Hah~" Helaan nafas reflek gadis Hirai itu keluarkan. Dia kini sungguh merasa bersalah membuat ini terjadi.

"Momi-ssi? Apa yang kau lakukan di sini?" Pertanyaan tiba tiba terdengar. Nada suara terdengar penasaran dan juga khawatir.

Sang pemilik nama mendongak. Dia yang juga tadinya duduk di lantai segera bangun dari duduknya. "Ah. Mian. Aku hanya tidak tau mau ke mana selain ke sini"

"Sudah berapa lama kau disini?" Pandangan khawatir di lemparkan.

"Molla. Aku tidak melihat waktu"

"Aish kau ini" Pukulan kecil di berikan di lengan. "Ayo masuk. Kau bahkan tidak menggunakan baju hangat begitu" Password segera di masukkan. Dia benar khawatir pada Momo.

"Eonnie?"

"Oh wae?"

"Sebaiknya aku pulang saja. Eonnie terlihat lelah. Aku tidak mau mengganggu"

"Kau ini bicara apa? Ayo masuk" Momo ditarik paksa ke dalam. Meskipun ini baru kedua kali dia bertemu dan masuk ke rumah ini, tapi sang pemilik terlihat memperlakukannya seperti seorang teman yang sudah lama bersama. Ada sedikit kelegaan karena itu. Momo cukup bersyukur karena nya.

"Kenapa tidak mengirimiku pesan sebelumnya? Bagaimana kalau aku tidak pulang hari ini? Apa kau berencana duduk didepan rumahku sampai esok, eoh? Aku kan sudah memberikan nomorku padamu!"

"Mian eonnie" Momo tertunduk.

"Hah~ kemari" Tangan di tarik lagi dan di bawa menuju kamar. Momo di duduk kan di pinggir ranjang. Dan sang pemilik terlihat sibuk mencari baju hangat di lemari.

"Noze eonnie?"

"Wae?"

"Maaf merepotkan eonnie begini. Meskipun kita baru bertemu dua kali, tapi eonnie sudah memperlakukan ku begini. Aku.."

"Aku tidak ingin kau memikirkan itu" Potong Noze. "Dan sejak kapan kau mulai membiasakan diri memanggilku eonnie begitu?Saat kita saling mengirim pesan beberapa waktu ini, kau tak pernah memanggilku begitu"

"Apa tidak boleh?" Momo bertanya ragu.

"Boleh" Noze berbalik badan. Sepasang pakaian hangat mulai terulur untuk Momo. "Tapi kita lahir di tahun yang sama. Jadi itu terdengar sedikit aneh untukku" Gadis itu tersenyum.

"Um.. Tapi eonnie lahir di bulan kedua. Jadi aku tidak salah jika memanggilmu begitu"

Noze tertawa kecil. "Sepertinya ada yang mulai mencari tahu tentang ku" Dia mengacak ringan rambut milik gadis di hadapannya itu.

"A-Ani. Aku tidak" Gadis Hirai itu tertunduk merona. Dia sangat malu karena ketahuan.

"Kau sangat menggemaskan" Noze memuji lagi. Hal itu jelas membuat Momo semakin merona. "Kalau begitu aku mau mandi dulu. Ganti bajumu dan jangan kemana mana. Berbaring saja kalau kau lelah. Mengerti?"

"Ne eonnie"

Melihat gadis itu mengangguk, Noze pun segera keluar dari kamarnya. Dia menuju kamar mandi untuk segera membersihkan diri setelah jadwal nya hari ini yang lumayan menguras tenaga.

Sedangkan Momo yang di tinggalkan segera menuruti perkataan sang pemilik rumah tadi. Dia mengganti bajunya, mengambil handphonenya lalu masuk ke dalam selimut demi mencari kehangatan ekstra disitu.

About Us? S4 ✔Where stories live. Discover now