28

1.5K 235 53
                                    

Malam akhirnya datang juga. Langit terlihat gelap. Bintang terlihat menghiasi memberi kesan indah.

Sana, gadis yang baru saja terbangun dari tidurnya terlihat tak bersemangat. Dia begitu kaget dibangunkan tiba tiba oleh Bang Chan. Kepalanya sangat sakit sekarang.

"Pakai seatbeltmu noona" Chan menegur gadis yang masih setengah tidur itu. Dia memang akan mengantar Sana ke dormnya.

Yang disuruh mengikuti perintah. Dia bahkan menguap kecil setelahnya seraya meregangkan ototnya. Tidur di sofa tidak seenak yang dibayangkan.

"Noona?" Chan menegur di tengah perjalanan.

"Hm?"

"Saat noona tidur tadi, handphone noona terus berdering"

"A~ mungkin itu hanya pesan dari memberku. Mereka mungkin mencariku" Sana menjawab acuh seraya melempar atensi ke arah luar mobil disampingnya. Tak ada niat juga memeriksa handphonenya. Dia malas melakukan itu.

"Noona tidak bilang tadi akan menemuiku?"

"Tidak" Sana menjawab pendek. Dia memang tak bilang. Dia hanya mengatakan itu pada managernya dan meminta mereka untuk tidak bilang ke siapa siapa dimana keberadaannya.

"Aku tidak mau dituduh jadi penculik atau perebut pacar orang loh noona"

"Hah~ kesimpulan macam apa itu? Kau punya sisi bodoh ternyata" Sana menatap sebentar pria yang sibuk menyetir di sampingnya itu. "Mereka bahkan tak tau aku menemui siapa.
Jadi tidak mungkin mereka mengambil kesimpulan begitu"

"Aku hanya memperingati"

"Hah~ terserahmu saja. Jadi fokuslah menyetir"

Yang diperintah hanya bisa menghela nafas kecil. Tidak berani membantah ataupun mengeluarkan sepenggal kalimat yang bisa dengan mudah membuat Sana marah. Chan hanya bisa diam.

Beberapa menit berkendara tanpa perbincangan hingga Sana tiba tiba bersuara mengagetkan. "Y-Yak! Pelan kan mobil mu. Di depan itu mobil Dahyun"

"Huh?"

"Chan, pelan kan mobilmu. Aku tidak mau berpapasan dengannya dan Momo di parkiran dorm"

"Kenapa jadi pengecut begitu?"

"Aku hanya malas saja" Sana berdecak sebal.

"Jangan lari. Kalau mau menghilangkan rasa cemburu noona itu, noona harus terbiasa melihat ataupun menegur mereka"

"Arra. Tapi tidak malam in- eh? Chan?!"

"Mian noona. Aku tak akan menuruti. Besok aku ada jadwal pagi. Jadi harus segera pulang untuk istirahat" Pria itu tersenyum saat menginjak pedal gas dan mulai mengikuti mobil Dahyun hingga terparkir secara bersamaan di wilayah dorm mewah mereka. Meskipun jarak masih lumayan besar.

"Ck. Kau benar benar menyebalkan!"

Si pria muda hanya bisa mengulum senyum. "Sudah lah noona. Jangan terlihat pengecut di hadapan mereka"

"Aku bukan pengecut" Sana protes sembari membuka seatbeltnya. "Dan Terima kasih tumpangannya"

"Bukan masalah. Jadi keluarlah" Chan mengusir. Tentu bermaksud menggoda.

"Ck! Iya bawel" Sana kesal lalu mulai keluar dari mobil Chan setelah melihat Dahyun dan Momo keluar lebih dulu.

Kaca mobil di turunkan oleh Chan. Dia menatap Sana yang masih berdiri disamping mobilnya. "Hubungi aku kalau ada apa apa" Pesannya.

"Iya. Jadi pulanglah. Hati hati di jalan"

"Ne. Bye noona"

"Bye"

About Us? S4 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang