68. 2Yeon

1.4K 182 7
                                    

Matahari terlihat sudah bersinar dengan terangnya diluar. Bahkan memasuki rumah tanpa ijin padahal gordennya masih tertutup.

Di satu kamar, sepasang mata mulai terganggu karena cahaya itu mengganggunya. Berlahan, matanya mengerjap kecil dan akhirnya mulai terbuka dengan sempurna setelah beberapa detik.

Gerakan kecil di sebelah kiri membuat kepala lekas menengok dan mendapati sang pacar masih tertidur begitu lelapnya. Mata terpejam dan bibir berisi itu mengambil atensi, refleks sebelah tangan yang menganggur tergerak untuk menyentuh.

"Ngh?" Sang pemilik bibir mulai terganggu. "Jeong, apa yang kau lakukan?" Suara serak terdengar kemudian. Tapi mata tak ikut dibukanya karena dia berencana melanjutkan tidurnya.

"Sudah pagi Nay, ayo bangun" Jeongyeon berucap. Tak mau Nayeon tertidur lagi.

"Kita tidak punya jadwal juga hari ini" Kalimat balasan terdengar. "Jadi biarkan aku tidur lagi" Lanjutnya sembari bergerak menepis jarak yang sempat terbentuk demi memeluk Jeongyeon lagi.

"Kalau begitu aku bangun lebih dulu" Si gadis Yoo bergerak mau melepas diri. Tapi pergerakan di tahan oleh tangan yang tak mau menjauh dari atas perut. "Nay..."

"Kenapa tega sekali meninggalkan pacar cantikmu ini disini sendirian?"

Jeongyeon menatap sedikit kaget pada gadis Im itu. Dan lihatlah bagaimana Nayeon menatapnya saat ini, gadis itu tau menggunakan ekspresi wajahnya.

"Aku mau menyiapkan makan pagi kita sebentar saja" Terlalu terbiasa dengan rengekan sang pacar, Jeongyeon tak bisa jatuh ke lubang itu lagi. Diapun melanjutkan pergerakan, menarik tangan yang dari semalam menjadi bantal kekasihnya itu. "A-Aw.." Dia mengeluh kemudian. Rasa keram terasa kini.

"Ck! Rasakan itu!" Bukannya iba dan merasa bersalah, Nayeon malah mengejek dan memunggungi.

"Nay, ini benar keram dan sedikit sakit. Bantu aku" Kini gantian gadis Yoo itu yang merengek.

Tak bisa memasang sikap dingin terlalu lama, Nayeon bangun dari baringannya. Dia berputar posisi menghadap sang pacar yang masih berbaring memegang tangannya. Tak banyak berucap, dia langsung memijit tangan itu berlahan. "Mian.." Ucapnya kemudian.

Yang dipijit mengulum senyum. Segera dia bangun terduduk juga dan memberikan kecupan kecil di pipi berisi Nayeon dengan cepat. "Kiyowo~"

"Ck! Sini aku pijit lagi"

"Sudah sayang. Aku sudah meras baikan. Gomawo"

"Hm" Nayeon mengangguk kecil. "Kalau begitu ayo bangun dan kita memasak sama sama"

"Eh? Tidak mau lanjut tidur lagi?" Jeongyeon menatap kaget Nayeon yang sudah turun dari ranjang.

"Tidak. Aku lupa kau harus minum obatmu setelah makan. Jadi ayo.." Gadis Itu menarik Jeongyeon untuk turun dan menginjak lantai kamarnya.

Cup~
Kecupan di kening diberikan Jeongyeon lagi secara cepat. Dia yang memang memiliki postur lebih tinggi memudahkannya meraih tempat itu untuk dikecup.

"Untuk apa itu?" Nayeon bertanya bingung.

"Itu karena eonnie bertingkah menggemaskan" Dia tersenyum yang malah dihadiahi pukulan kecil di lengan.

"Jangan menggodaku babo!"

"Nado saranghae" Jeongyeon terkikik lagi sebelum menautkan jemari mereka dan menarik sang pacar untuk keluar kamar demi ke dapur.

Langkah pelan nan beriringan dibuat. Kedua gadis itu turun dalam damai sebelum suara suara kecil dari arah dapur mengambil atensi. Setahu mereka, dorm hanya di isi mereka saja saat ini. Jadi itu siapa?

About Us? S4 ✔Where stories live. Discover now