40

1.9K 258 119
                                    

Pagi terlihat menyambut. Matahari mulai menyinari sebagian bumi. Memberitahu orang orang jika sudah waktunya beraktivitas.

Dan di suatu kamar, sepasang mata itu terlihat mengerjap beberapa kali. Berusaha menerima rangsangan cahaya yang masuk tanpa izin dari sela gorden yang tertutup.

Beberapa detik kemudian, kedua mata itu terbuka. Terdiam beberapa waktu demi mengumpul nyawa yang rasanya masih melayang.

"Sudah bangun eonnie?" Teguran lembut dari arah samping mengambil atensi.

"Mina?" Seruan kaget jelas di keluarkan. Bahkan tubuh terbangun terduduk karena terlalu terkejut mendapati gadis Myoui itu berada di sebelahnya.

Sang pemilik nama ikutan bangun terduduk. Dia terlihat mengucek matanya yang masih kabur lalu beralih menatap sang eonnie. "Gwencana?" Dia bertanya.

"Ne?"

"Semalam eonnie jatuh pingsan"

"Semalam? Memangnya kenapa aku ping-" Kalimat terhenti saat mengingat kembali apa yang telah terjadi. Pantas saja mata terasa pedih untuk dibuka dan kepala rasanya begitu pening. "Hah!" Helaan nafas berat pun keluar di detik selanjutnya.

Kaki berlahan di bawa turun untuk menginjak lantai. Tapi sesaat tubuh berdiri, ringisan terdengar cukup kuat. Yang membuat tubuh di buat terduduk lagi.

"Eonnie. Berhati hatilah. Kaki eonnie semalam luka. Itu cukup besar" Mina memperingati.

Sana. Gadis yang diperingati nampak diam menatap kakinya yang terbalut. Dan itu cukup lama.

"Eonnie.. " Mina menegur untuk mengambil atensinya. Dia berdiri dihadapan Sana dan membuat atensi gadis itu berada padanya. "Kita ke dokter ya setelah ini.. "

Tak langsung menjawab. Sana cukup lama memandangi Mina hingga air mata tiba tiba mengalir membasahi pipinya. Dan itu semakin deras.

Mina yang kaget segera memeluk. "Eonnie. Please jangan menangis lagi"

"A-Aku juga tidak mau begini. Ta-Tapi bayangan semalam kembali terbesit" Sana bersuara di tengah isakannya. "Ha-Hatiku sakit Mina. Kenapa mereka setega itu padaku? Kenapa!!!"

Mina menggigit bibir bawahnya. Dia tak sanggup memberi nasehat apapun untuk Sana saat ini. Rasa sakit Sana benar dia rasakan juga. Sudah cukup Ia bersikap tenang semalaman. Saat ini dia begitu khawatir akan kondisi sang eonnie

"Dahyun.. Aku sangat mencintainya. Tapi dia setega ini padaku. Kenapa dia begitu jahat?! A-Aku tidak tau harus melakukan apa lagi. Aku tidak tau Mina. Aku tidak tau!!"pelukannya pada Mina di buat kian erat.

"Mungkin ini hanya salah paham saja eonnie" Mina mulai mengeluarkan suara. Setidaknya dia tidak memperkeruh keadaan. "Eonnie bisa dengar penjelasan Dahyun dulu. Dia juga semalam terlihat kaget"

"Apa yang harus ku dengar?" Sana melepaskan pelukan. Dia mendongak menatap Mina dengan mata basahnya. "Apa kau ingin aku mendengar jika dia memang selama ini berselingkuh dengan Momo? Aku tidak sekuat itu Mina. Aku tidak kuat"

"Ani. Eonnie jangan berburuk sangka dulu. Eonnie har-"

"Tidak!" Sana memotong. "Aku akan memutuskan hubungan kami. Aku tidak mau terikat dengan gadis yang suka berselingkuh sepertinya!" Sana terlihat berdiri. Menahan berat tubuh dengan sebelah kaki. Air mata di hapus dengan kasarnya.

"Eonnie... "

"Aku mau mandi" Sana berjalan tertatih meninggalkan Mina. Menahan perasaan yang sudah terlanjur terluka.

.
Di lain sisi nampak Dahyun baru saja terbangun dari tidurnya. Dia kaget melihat langit sudah berubah terang. Mata terasa pedih karena efek menangisnya juga semalam. Dia benar takut memikirkan hal yang tidak tidak karena kesalahan pahaman Sana.

About Us? S4 ✔Where stories live. Discover now