48

2.3K 243 20
                                    

Pintu kamar di buka oleh sana. Dia baru saja selesai membersihkan diri. Mata melirik kecil pada sang kekasih yang terlihat berdiri diam di depan lemarinya.

Tak ingin langsung menegur, Sana memilih meraih handphonenya di atas meja rias lalu mengambil tempat di atas ranjang.

"Apa yang kau lakukan di sit-"

"Sayang?" Dahyun memotong ucapan.

"Hm?"

"Besok..." Dia berbalik menatap Sana yang terlihat berbaring. "Kita cari lemari baru. Ini terlalu kecil"

"Ne? Sayang...Lemari itu sudah cukup besar... Masih ada area kosong untukmu" Sana terlihat sedikit kaget. Dan juga tak setuju dengan keinginan Dahyun. Karena menurutnya, lemari yang dia beli itu sudah cukup besar. Lagipula mereka tidak membawa semua baju mereka ke tempat ini. Jadi tidak butuh yang baru lagi.

"Kamar ini masih cukup luas. Tidak ada salahnya kita menambah lemari baru"

"Aniya. Aku tidak setuju" Sana masih menolak.

"Kalau begitu, bagaimana jika kita buat kamar disebelah jadi walking closet wardrobe kita berdua?"

"Sayang, itu kamar untuk tamu.." Sana bangun dari baringannya. Dia berjalan ke arah Dahyun lalu memeluknya dari belakang. Sesekali mengecup pundak dan kepala gadis manisnya itu. "Dan kita tidak ada waktu berbenah karena jadwal yang padat. Jadi urungkan niatmu itu dulu ya.." Si gadis Jepang menasehati.

"Tapi eonnie.."

"Hey.. " Sana membalikkan tubuh Dahyun menghadap ke arahnya. Mengecup pipinya lalu mengelusnya dengan sayang. "Kita bicarakan itu lagi nanti ya. . Saat ini kau harus istirahat. Kakimu itu masih sakit kan?"

"Ani" Dahyun menggeleng cepat.

"Aku tidak suka kebohongan Kim Dahyun!" Sana memperingati. Dia menatap tajam gadis Kimnya itu.

"Jangan marah~" Dahyun reflek memeluk. "Dan aku tidak berbohong. Kakiku sudah tidak sakit. Makanya aku nekat menjemput eonnie tadi" Dia mendongak menatap Sana karena tinggi mereka yang berbeda.

"Hah~" Sana menghela nafas. Dia jelas tak bisa marah marah lagi. Apalagi Dahyun tengah menatapnya dengan tatapan menggemaskan sekarang. "Iya iya. Aku tidak marah" Sana mencubit kedua pipi gadisnya itu karena gemas. "Jadi ayo tidur"

Yang di ajak tersenyum. Melepas dekapan lalu lebih dulu ke arah ranjang. Duduk bersila di atasnya lalu memukul mukul permukaan ranjang yang secara tak langsung menyuruh Sana untuk ikutan naik.

Gadis Jepang itu pun menurut. Dia naik dan langsung berbaring. "Kenapa masih duduk? Ayo sini berbaring"

Dahyun menggeleng kecil. "Aku mau memeriksa luka milik eonnie dulu" Ucapnya yang kini mulai terlihat turun ke bawah demi melihat luka sang kekasih. "Um.. Ini belum terlalu sembuh. Eonnie seharusnya tidak terlalu banyak bergerak" Si gadis Korea menatap.

"Kemarilah" Dahyun malah tertarik paksa hingga terbaring di atas tubuh si gadis Jepang. Pelukan erat segera diberikan agar Dahyun tak bisa kemana mana.

"Eonnie?"

"Sayang, diamlah untuk sementara. Ini sungguh nyaman untukku"

"I-Iya. Tapi tunggu dulu. Aku beri salep ke luka eonnie dulu. Ne?" Dahyun mencoba membujuk.

Sana menggeleng. "Tidak perlu. Besok saja" Tolaknya.

"Hah~ baiklah" Dahyun mengalah. "Tapi kita ganti posisi dulu. Aku sulit bernafas jika begini" Gadis Korea itu keluar berlahan dari pelukan Sana lalu segera berbaring di sampingnya. "Kemarilah" Kini dia yang menarik Sana agar bisa masuk ke dalam dekapannya.

About Us? S4 ✔Where stories live. Discover now