[15] Happy

1.6K 213 31
                                    

Happy
.
.
.

Akabane Karma, pemuda berpenampilan biasa saja tersebut melangkah riang. Menyusuri jalan troroar dengan senyum yang tidak lepas dari bibirnya. Katakan ia gila, tidak apa-apa. Ia hanya sedang merasa senang.

Kekasihnya hari ini sudah tersenyum mulai tersenyum kembali. Sejak kejadian beberapa bulan yang lalu, kekasihnya mengurung diri didalam kamar. Enggan keluar dari kamarnya barang sebentar. Saat seperti itu, Karma hanya bisa mengintip dari lubang kunci. Atau terkadang, mengintip lewat jendela kamar dengan tirai yang tersingkap. Dengan tangga yang sudah ia siapkan sebelumnya.

Sang ayah kekasih pun sudah kehabisan akal membujuk putra satu-satunya.

.

Karma berkunjung kerumah sang kekasih, Gakushuu nama yang terlampir diakte kelahirannya. Rumahnya sepi, pria dewasa yang biasanya duduk diruang tamu sekarang tidak ada. Merasa bodo amat, Karma melanjutkan langkah kakinya kekamar Gakushuu.

Ia menaiki tangga yang menuju kelantai dua, dimana kamar Gakushuu berada. Pintu kamarnya terbuka sedikit, menampilkan Gakushuu yang masih tertidur diatas ranjangnya, memunggungi pintu.

Dengan perlahan Karma masuk kedalam kamar, memperhatikan punggung Gakushuu yang bergerak saat ia bernapas. Ia menyunggingkan senyum. Ia harap, kekasihnya akan selalu bahagia setelah ini.

Karma berjalan mendekat, berjongkok disamping Gakushuu yang tertidur. Ia mengulurkan tangannya, hendak menyentuh Gakushuu. Seketika, tangannya terhenti. Lalu kembali menarik tangannya, takut membangunkan Gakushuu.

"Aku selalu disisimu, aku selalu ada disini untukmu, Shuu. Berbahagialah." Gumam Karma pelan.

Setelah mengatakan beberapa patah kata, Karma pergi dari sana. Sekali lagi menoleh kearah Gakushuu dan menghilang dari sana. Meninggalkan Gakushuu sendiri didalam kamar.

.

Hari berlalu, Karma masih memantau keadaan kekasihnya. Hm, sepertinya hanya kemarin Gakushuu bisa tersenyum, hari ini ia kembali seperti tidak punya kehidupan. Senyum yang beberapa hari yang lalu sudah muncul kini tenggelam kembali.

Dengan hati-hati Karma bersembunyi didepan rumah Gakushuu. Serta mengawasi Gakushuu apakah hari ini ia akan keluar dari rumah.

Keinginannya terkabul. Saat pintu rumah tersebut terbuka, sosok Gakushuu muncul dengan pakaian rapi. Setelah menutup pintu kembali, Gakushuu pergi dari sana. Tanpa menyadari jika sedari tadi ada Karma yang memperhatikannya.

Karma dengan cepat membututi kemana perginya Gakushuu.

Langkah kaki Gakushuu terhenti saat ia tiba di toko bunga. Karma dengan setia mengekor dari belakang.

"Tolong bunga anyelir putih, mawar merah dan lily putih." Kata Gakushuu. Dibelakang Karma tersenyum senang.

Beberapa menit berlalu, setelah pesanan Gakushuu selesai. Ia kembali melangkahkan kakinya. Menuju ketempat yang sangat ia takuti.

Gakushuu dengan erat menggenggam bouquet bunga yang baru saja ia beli. Beberapa kali menghebuskan napas, mengatur segala emosi yang tiba-tiba mendobrak dirinya.

Tempat yang ia tuju sudah berada didepan mata. Akhirnya ia dengan berani menginjakkan kaki kesini. Setelah beberapa bulan yang lalu, ini pertama kalinya Gakushuu kembali kesini ... lagi.

Ia kembali mengatur napasnya. Memejamkan kedua matanya sebentar dan kembali melanjutkan langkahnya. Karma masih dengan setia mengekor kemana Gakushuu pergi. Senyumnya tidak lepas dari bibirnya.

Gakushuu menghentikan langkahnya, ia sudah sampai. Ia sudah sampai ketempat yang ia tuju, rumah Karma. Rumah kekasih yang sangat ia cintai.

Dengan napas yang bergemuruh Gakushuu bersimpung didepan rumah Karma. Meletakkan bunga yang baru saja ia beli disana. Air mata yang sedari tadi ia tahan, keluar dengan berlomba-lomba. Ia tidak tahan lagi.

Air mata yang selama ini ia simpah, ia tahan. Akhirnya tidak bisa lagi bertahan. Gakushuu menangis, setelah 5 bulan berlalu. Gakushuu akhirnya bisa menumpahkannya sekarang. Luka yang ia rasa, luka yang selama ini ia pendam. Luka yang selama ini menyakiti hatinya. Hari ini terlampiaskan saat melihat rumah Karma.

"Aku kembali, aku datang, Karma." Kata Gakushuu ditengah tangisanya.

"Maaf aku baru bisa menemuimu sekarang, aku masih takut. Aku tidak mau percaya kamu sudah meninggalkanku. Aku tidak mau percaya, Karma. Kamu masih ada disini, kan? Kamu masih ada disampingku, kan?"

Karma yang berada dibelakang Gakushuu hanya bisa menahan tangisannya. Ia tidak mau seperti ini. Ia tidak ingin melihat Gakushuu menangis seperti ini untuknya. Ia ingin sekali memeluk Gakushuu sekarang. Tapi ia tidak bisa, ia tidak bisa lagi memeluk lagi orang terkasihnya. Ia tidak bisa lagi menenangkan kekasihnya, ia tidak bisa lagi memberikan semangat untuk sang kekasih, lagi.

"Bagaimana aku bisa melanjutkan hidupku kembali tanpamu? Bagaimana caranya aku bisa bertahan tanpamu? Karma ... Kasih tahu aku bagaimana caranya bahagia kembali."

Gakushuu kembali mengatur napasnya. Mengusap air mata yang masih keluar dari kedua matanya.

"Aku tahu kamu pasti akan sedih jika melihatku seperti ini. Tapi aku tidak bisa berpura-pura baik-baik saja jika keadaanku sekarang tidak baik. Aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri, Karma. Bahkan jika aku tersenyum sekarang, aku juga akan menangis sekarang juga."

"Tapi, aku sudah memutuskan sekarang. Aku akan terus berjuang. Aku akan melanjutkan hidupku mesti kamu sudah tidak ada. Aku akan bahagia untukmu, Karma. Aku janji."

"Aku janji pada diriku sendiri, aku akan bahagia demi dirimu. Aku akan selalu bahagia hingga aku menyusulmu. Suatu saat nanti."

Untuk pertama kalinya, Gakushuu tersenyum sangat tulus saat menatap rumah terakhir Karma.

Sedangkan Karma dibelakang tersenyum bahagia. Ini yang ia mau, melihat Gakushuu kembali bersemangat sebelum ia benar-benar pergi. Tubuh Karma lama-lama memudar, dengan senyum yang mengembang seraya menatap punggung Gakushuu.

"Terima kasih, Shuu. Aku mencintaimu, aku akan menunggumu sampai saat itu tiba."

Happy, selesai.
.
.
.
🙂

AsaKaru Story Where stories live. Discover now