[26] Sakit Gigi

719 89 2
                                    

AsaKaru

Pemuda yang biasanya terkenal heboh tersebut kini tengah duduk diam. Bergeming di atas tempat tidurnya dengan memeluk guling kesayangannya.

Ia bengong, menahan rasa nyeri pada salah satu giginya.

Pemuda yang lainnya hanya memandang diam. Ingin bertanya pun, rasanya mustahil. Saat Karma sedang seperti itu, artinya ia sedang tidak ingin di ganggu.

Namun, pemuda bernama Gakushuu tersebut merasa penasaran. Kepo, istilahnya.

Ia berjalan mendekat, lalu menghentikan langkahnya saat ia tepat berdiri didepan Karma. Gakushuu jongkok, karena memang kasur mereka sengaja ditaruh dilantai, tidak memakai dipan.

"Kamu kenapa?" Gakushuu bertanya pelan.

Karma mengerjap, lalu menggeleng pelan. Matanya menatap Gakushuu, ingin mengucapkan sesuatu tapi enggan. Rasa berdenyut pada giginya makin terasa.

"Makan yuk, kamu dari tadi siang belum makan loh. Apa mau aku beliin, maem di sini?" Lagi-lagi Karma menggeleng.

Hari sudah hampir petang dan Karma enggan beralih dari tempatnya.

"Karma, kamu sakit?" Gakushuu berusaha untuk menyentuk dahi Karma. Nggak panas kok, terus ini Karma kenapa?

"Kamu mau apa? Mau makan apa? Aku beliin martabak aja ya, kalau nggak mau makan nasi," tawar Gakushuu.

Kali ini Karma kembali menatap Gakushuu. Dengan pelan dan sedikit tertahan akhirnya Karma mau berbicara.

"Aku lagi sakit gigi, bisa diem dulu nggak bentar?" Gakushuu melongo, astagaaa, siapa yang tahu kalau Karma ternyata lagi sakit gigi.

"Aku beliin obat ya, apa mau pergi ke rumah sakit?" Karma menggeleng, ia tidak mau pergi ke rumah sakit.

"Yaudah kalau gitu, aku ke apotek dulu." Karma mengangguk. "Mau nitip sesuatu nggak?" Karma kembali menggelengkan kepalanya.

Setelah itu, Gakushuu pergi. Meninggalkan Karma sendirian. Setelah kepergian Gakushuu, Karma menumpahkan air matanya. Rasanya sakit sekali, seperti ada palu yang menghantam gigi mungilnya. Kepalanya pun ikut merasa pening akibat sakit gigi yang ia derita.

Karma menangis dengan diam, berbaring di atas tempat tidur. Dengan selimut yang membungkus semua badannya.

.

Diluar Gakushuu sedikit merasa cemas. Pasalnya ini kali pertamanya melihat Karma tengah menahan sakit. Sakit gigi, pula. Ia pernah merasakannya, rasanya sakit luar biasa.

Dengan sedikit terburu, Gakushuu melangkahkan kakinya cepat menuju apotek. Beruntung apotek tidak terlalu jauh dari tempat tinggal mereka.

Tempat tinggal mereka?

Iya. Mereka berdua memutuskan untuk tinggal bersama setelah satu tahun mereka berkencan. Gakushuu yang memberi usul, lalu di setujui oleh Karma. Ia tidak mau repot-repot pergi ketempat Gakushuu jika ia ingin Gakushuu mengantarkannya ke suatu tempat. Makanya, Karma setuju dengan usul Gakushuu.

"Permisi, saya mau beli obat Fargetik satu, sama buat bengkaknya satu," pinta Gakushuu. Ia menyebutkan salah satu obat yang cocok untuknya, berharap jika Karma juga akan cocok meminum obat tersebut.

Setelah mendapatkan apa yang ia mau, dengan segera Gakushuu pergi dari sana. Sebelum pulang, ia sempatkan dirinya untuk mengunjungi minimarket terdekat. Setidaknya bubur instan akan berguna nanti.

Semua barang yang diperlukan sudah berada dikedua tangannya. Dengan segera ia melangkahkan kakinya, menuju rumah. Ia takut jika Karma menunggu terlalu lama.

"Aku pulang," tidak ada sahutan dari Karma. Gakushuu pun paham, lalu ia beralih kearah dapur. Mengambil mangkuk dan menuangkan bubur instan, lalu menuangkan air panas setelahnya.

Gakushuu menghampiri Karma setelah itu, sedikit menyingkap selimutnya yang menutupi seluruh tubuh Karma.

"Ayo makan dulu, aku buatin bubur." Karma mengangguk, bahkan rasa sakit pada giginya pun sepertinya bertambah parah.

"Sakit." Ucap Karma tidak jelas.

"Makan dulu ya, habis itu minum obat. Bengkak nggak?" Karma menggeleng, tidak bengkak, cuma giginya yang terasa sakit.

Gakushuu mengusap rambut Karma sayang. "Makan sedikit aja nggak apa-apa, sebelum minum obat." Karma mengangguk, ingin sekali ia membalas ucapan Gakushuu. Tapi apa daya, untuk membuka mulut saja Karma harus menahan rasa sakit yang luar biasa.

Setelah memakan beberapa suap, Karma menjauhkan mangkuk bubur yang masih tersisa banyak. Meminum obat yang dikasih Gakushuu dengan air putih hangat, lalu memejamkan kedua matanya.

"Cepet sembuh ya, sayang. Aku nggak suka liat kamu diem kayak gini." Dengan perlahan Gakushuu mengecup kening Karma.

Setidaknya ia punya Gakushuu disini, yang merawatnya dengan penuh kasih sayang. Ia harus segera sembuh dan membalas kebaikan Gakushuu segera. Karena dengan Gakushuu ia merasa seperti sangat dicintai.

AsaKaru Story Where stories live. Discover now