[24] Sikat Gigi

731 98 6
                                    

Sebuah selimut terjatuh dari atas kasur, membuang kegunaannya untuk melindungi sang tuan dari udara dingin. Sedang dua orang yang masih terlelap, rupanya tidak menyadari jika selimut yang melindunginya dari udara dingin malam tadi kini sudah lenyap. Sinar matahari yang menyelinap masuk membantu untuk menghangatkan keduanya.

Gakushuu, pemuda yang hanya memakai pakaian tipis tersebut menggeliat. Menggosokkan kedua tangannya pada lengan. Meski sudah terkena sinar matahari, tetap saja udaranya dingin. Ia terbangun, mengambil selimut yang jatuh dan memakaikannya pada pemuda lain yang masih terlelap.

Ia bangun, beranjak dari tempat tidur dan langsung menuju kamar mandi. Mencuci muka dan gosok gigi merupakan kewajibannya saat bangun di pagi hari.

Ia keluar dari kamar setelah itu, mungkin ia bisa membuat sarapan terlebih dahulu sebelum Karma bangun dan melihat tidak ada apa-apa di atas meja.

Gakushuu memanggang empat buah roti tawar dan membuat dua telur mata sapi.

Setelah selesai, ia membuatkan satu susu hangat untuk Karma.

"GAKUUU!" Teriakan dari arah dalam kamar mampu membuatnya terkejut.

"Iya." Sahut Gakushuu dengan suara pelan. Jelas saja Karma tidak mendengar suaranya.

"SIKAT GIGI GUE LO PAKAI YA?!"

Pagi hari yang tenang hancur sudah setelah Karma dan keberisikannya muncul. Gakushuu hanya bisa menghela napas dan menghampiri Karma sebelum pembuat onar tersebut berteriak kembali.

"Berisik ah, pagi-pagi udah teriak-teriak." Ucap Gakushuu begitu masuk kedalam kamar keduanya.

Karma dengan berkacak pinggang didepan pintu toilet menatap tajam. Ia baru saja terbangun dan mengetahui jika Gakushuu baru saja memakai sikat giginya.

"Ambilin sikat gigi yang baru!" Tajam Karma. Ia tidak akan pernah bisa berbagi sikat gigi dengan siapapun, bahkan pacarnya sekalipun.

"Kan, nggak sengaja aku make punyamu."

"Tetep aja, nggak mau ah. Mau yang baru."

"Nggak mau, ambil sendiri." Gakushuu memutuskan untuk duduk dipinggir tempat tidur. Memandang kearah Karma yang masih merasa kesal.

"Habis bego, beliin dong." Karma kembali setelah mengecek persediaan mereka.

"Yaudah pake punya gue dulu, ntar keluar sekalian beli barang."

"Dih, ogah." Karma masuk ke kamar mandi, berkumur beberapa kali dan membasuh mukanya.

"Jorok banget nggak gosok gigi."

"Berisik. Gue laper, udah bikin sarapan belum?" Dengan kurang ajarnya Karma melenggang pergi.

.

Kini keduanya duduk di meja makan. Menyantap sarapan yang tadi sempat Gakushuu buat. Satu susu putih hangat juga sudah tersaji di depan Karma.

"Habis ini siap-siap deh, terus ke supermarket." Kata Karma, segera menyelesaikan sarapan.

"Buru-buru banget, nanti aja."

"Jangan dibiasain buang-buang waktu, deh. Lebih cepat lebih baik." Timpal Karma.

Gakushuu menurut. Sarapan pagi keduanya terasa singkat. Tidak ada obrolan-obrolan random seperti biasanya.

Setelah berganti pakaian - Karma tidak mandi- dan menunggu Gakushuu selesai mandi, Karma memainkan ponselnya. Melihat-lihat toko online yang sering ia kunjungi. Meski jarang sekali ia membeli barang-barang online.

"Yok, berangkat."

Gakushuu maupun Karma kini melangkahkan kakinya keluar rumah. Jarak rumah mereka ke supermarket bisa dibilang dekat. Dengan berjalan kurang lebih sepuluh menit, keduanya telah sampai ditempat tujuan.

Dengan membawa troley belanjaan, keduanya dengan teliti memutari seluruh supermarket.

"Ambilin sikat gigi yang warna hitam sama merah dong." Perintah Karma. Mereka berdiri tepat didepan rak peralatan mandi.

Gakushuu menurut, mengambil sikat gigi pilihan Karma. Lalu memasukkan pasta gigi dan beberapa kebutuhan lainnya.

Beralih dari sana, keduanya kini memutar dan mendapati rak berisi daging-daging kesukaan Karma. Dengan entengnya Karma memasukkan beberapa daging sapi kedalam ranjang.

"Dikit aja, siapa yang mau bayar nanti?"

"Ya elo lah, masa gue." Karma tersenyum setelah berhasil menguras dompet Gakushuu.

"Bayaran karena pagi ini lo pake sikat gigi gue." Lanjut Karma. Dibelakang, Gakushuu hanya bisa menggeleng pasrah. Ia sudah kebal dengan perilaku Karma yang kadang kurang ajar.

Setelah mendapatkan semua barang yang ia mau, Karma dengan riang keluar dari supermarket. Meninggalkan Gakushuu dibelakang sana yang sedikit kesusahan membawa semua barang.

Dan itulah salah satu kegiatan mereka berdua setiap satu bulan sekali. Ada Gakushuu yang bekerja lembur setiap hari dan ada Karma yang dengan senang hati akan menghabiskan uang Gakushuu yang ia kumpulkan.

Namun diam-diam Gakushuu tersenyum dibelakang sana. Rasanya senang sekali saat ia melihat Karma tertawa dengan riang, meskipun ia harus mengorbankan uangnya.

Gakushuu tidak pernah protes, baginya kebahagiaan Karma lah yang utama. Ia bisa belakangan setelah benar-benar membuat Karma bahagia.

***

Selesai...

AsaKaru Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang