[25.2] Brr!

580 72 11
                                    

Kadang pengen ngeluh
Naliko kentekan eluh
Kodrate manungso
Kuwi pancen bedo-bedo
Dhedhel dhuel ati
Nompo kasunyatan iki
Kudu tak tambani
Kanggo njalani uripku iki ♬

Permainan gitar tersebut masih berlangsung, menunggu Karma melanjutkan lagunya. Sedang kini Karma tengah menundukkan kepalanya. Menahan air mata yang hendak mengalir keluar. Gakushuu yang memainkan gitar kini menatap Karma dengan sendu.

Jujur sedih uripku koyo mengkene
Sugih waras durung tau tak rasakke
Urip dewe tresno ra ono seng nggape
Kudu sabar mung dianggep wong sepele
Mlaku we kadang kesandung
Ora ono sing nulung
Tangise ning ati ra iso tak bendhung

Karma melanjutkan nyanyiannya hingga akhir lagu, suaranya pun sedikit bergetar karena menahan tangis. Gakushuu menghentikan permainan gitarnya.

Mereka berdua menghabiskan malam ini di halaman belakang kost. Ada dua gazebo yang dibangun disini.

Gakushuu meletakkan gitar yang baru saja dikirim beberapa hari yang lalu.

"Nangis aja nggak apa-apa, jangan ditahan." Ucap Gakushuu.

"Malu."

"Kenapa malu?"

"Udah gede tapi masih cengeng." Karma teringat perkataan teman-temannya yang mengatakan jika Karma terlalu terbawa suasana.

"Nggak apa-apa, kan kamu masih manusia. Kamu boleh nangis kalau emang udah nggak kuat."

Karma makin menunduk, air mata yang sedari tadi ia bendung akhirnya mengalir keluar.

"Ada masalah apa?"

"Aku boleh cerita?"

Gakushuu mengangguk, "Saya dengerin."

Akhirnya Karma menceritakan apa yang ia pendam. "Pacarku hamil, mas." Deg. Gakushuu membeku untuk sepersekian detik.

"Kamu nggak mau tanggung jawab?" Gakushuu berusaha tenang, meski sebenarnya hatinya tidak tenang. Sudah kah ia bilang jika ia tertarik dengan Karma?

"Dia hamil sama orang lain." Bahu yang sedari tegang kini sedikit lebih santai. Bolehkan ia merasa lega, sekarang?

"Terus?"

"Dia mau nikah, besok lusa."

Sudah satu bulan sejak Gakushuu tinggal disini, itu artinya, Karma memendam semua ini sudah satu bulan.

"Mau saya temenin buat dateng kesana?"

Karma mengangkat kepalanya, "Rencananya aku nggak mau dateng, nggak pengen liat dia."

"Nggak sopan dong, kamu diundang kan?" Karma mengangguk, undangannya ia terima satu minggu yang lalu.

"Yaudah, besok saya temenin."

"Mas nggak kerja?"

"Nggak, rencananya saya juga mau ambil cuti. Daripada saya cuma tidur di kost mending nemenin kamu."

Karma sedikit tersenyum, merasa sangat berterima kasih pada Gakushuu yang baik padanya.

.
.

Pagi menjelang dengan cepat, suara ribut-ribut dari luar membangunkan Gakushuu yang masih ingin terlelap.

Ia melirik jam yang tertempel didinding, masih jam lima lebih lima menit. Masih satu jam sebelum alarmnya bunyi.

AsaKaru Story Where stories live. Discover now