[09.2] Twins

4.2K 316 33
                                    

👉👈👉👈👉👈
.
.
.
Jam 7:55 malam, Karma sudah bersiap untuk menjemput sang adik di halte. Ia sudah berjanji akan menjemput adiknya kali ini. Meski hanya berjalan kaki. Itu lebih baik dari pada membiarkan sang adik berjalan sorang diri dari halte sampai menuju kearah rumahnya.

Ia harus melewati gang gelap untuk sampai diujung jalan. Tepat dimana halte bus berada. Karma jelas dengan kepercayaan dirinya yang tinggi, berani melewati gang tersebut seorang diri.

Beberapa preman sudah duduk-duduk manis disana. Dengan alkohol yang berada ditangan mereka. Karma berjalan dengan santai. Sesekali menegur sapa beberapa preman yang ia kenali.

Bukan bermaksud untuk sombong. Tapi benar, Karma mengenal beberapa dari mereka.

"Yo boss." Sapa balik dari salah satu orang yang ada disana, saat Karma menegur sapa mereka.

Kenapa dipanggil dengan sebutan boss? Gampang saja. Karma pernah menjadi bagian dari mereka. Pernah. Itu artinya sekarang sudah tidak lagi.

Kalau kita bisa kembali ke masa lalu. Kita bisa melihat 2 tahun yang lalu, Karma menjadi bagian dari mereka. Bahkan menjadi boss diperkumpulan tersebut.

Berkat kekuatannya dalam bertarung dan memikirkan strategi membuat Karma diangkat menjadi ketua mereka.

Karma pernah menjadi berandalan. Mabuk-mabukan, berbuat onar, bertarung dengan kelompok lain.

Sehingga kelompoknya menjadi terkenal dan ditakuti. Semua orang menghormatinya sebagai boss, ketua.

Tapi itu 2 tahun yang lalu. Lihatnya Karma sekarang. Dia sudah bisa hidup normal. Melepaskan semua zona nyamannya dan berubah menjadi lebih baik.

Semua itu karena seseorang. Seseorang yang setiap hari tanpa hentinya membujuk Karna agar meninggalkan semuanya dan hidup dengan tenang.

Seseorang yang dengan senang hati membersihkan setiap luka yang ia dapatkan saat setelah berkelahi. Seseorang yang setiap harinya tanpa lelah menyuruhnya berhenti.

Seseorang yang dengan tulus menunggunya. Seseorang yang dengan sabar menyimpan perasaan sukanya untuk dirinya.

.

Langkahnya terhenti saat kakinya sudah sampai dihalte. Ia memutuskan untuk berdiri dipinggir halte, menunggu sang adik datang. Ia sudah mengirim pesan pada sang adik jika ia sudah sampai.

Keningnya berkerut saat melihat satu mobil warna hitam berhenti tak jauh dari tempatnya berdiri. Ia sungguh sangat kenal dengan mobil tersebut.

Merasa bingung, tatapannya tak lepss dari mobil tersebut. Saat sang pemilik mobil keluar, tatapannya beralih menuju sang pemilik.

Kenapa ia ada disini?

"Hei." Pemuda pemilik mobil tersebut menyapa.

"Huh?" Karma yang masih bingung hanya merespon seadanya. Bahkan saat pemuda berambut oranye jeruk tersebut berdiri didepannya pun Karma masih bingung.

"Ngapain lo ada disini?" Karma bertanya, pada akhirnya.

Asano Gakushuu. Pemilik mobil dan yang mempunyai warna rambut oranye jeruk ini hanya terkekeh.

"Dari kantor Ayah. Dan nggak sengaja gue ngeliat anak setan yang lagi sendirian disini. Makanya gue samperin." Gakushuu berkata enteng. Membuat Karma mendengus kesal.

"Ngapain malem-malem disini sendirian? Mangkal?" Sungguh, mulut pemuda Asano ini tidak bisa dikontrol.

Lagi-lagi, Karma mendengus. Ia tidak akan sakit hati. Setiap harinya pun ia sudah sering diejek.

AsaKaru Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang