[18] Pukul 10 pagi

1.2K 159 11
                                    

10:01

Alarm yang sedari tadi berdering tidak mampu membangunkan sosok pemuda yang masih bergelung nyaman. Kedua matanya masih terpejam dengan damai, mengabaikan alarm dan notifikasi dari ponselnya.

Beberapa pesan dan panggilan tidak terjawab, meski beberapa kali panggilan masuk keponselnya, tidak berhasil membangunkan pemuda berambut merah tersebut.

Salahkan orang rumahnya yang sudah pergi sejak pagi tadi. Tanpa membangunkan anak semata wayangnya.

Kamar yang masih tertutup rapat, jendela yang masih tertutup gorden, pun lampu kamar yang tidak menyala. Membuat Karma -pemuda berambut merah- makin pulas dalam tidurnya.

Ia menggeliat pelan dan mulai membuka kedua matanya. Meskipun masih sangat berat baginya untuk membuka mata. Sekali lagi ponselnya berdering, satu panggilan masuk. Tapi dengan cueknya, Karma enggan mengangkat telepon dan hanya melihat siapa yang menelpon hingga dering dari ponselnya terhenti. Lalu kedua matanya menangkap beberapa pesan yang dikirimkan untuknya.

Karma berdecak pelan saat sudah selesai membaca banyak pesan dari kekasihnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karma berdecak pelan saat sudah selesai membaca banyak pesan dari kekasihnya. Rasanya kesal sekali. Tanpa mempedulikan pesan-pesan yang ia terima dan beberapa panggilan tidak terjawab, Karma bangun dari tidurnya. Membuka jendela kamarnya dan bersiap untuk mandi.

Selesai dengan acara mandinya, Karma dikejutkan dengan kehadiran manusia berambut oranye. Tengah duduk diatas tempat tidurnya dan memainkan ponsel pintarnya.

"Kok?!"

"Pintu depan nggak dikunci, udah gue panggil-panggil juga nggak ada yang bukain. Makanya gue langsung masuk."

"Kek maling lu, anjir." Gakushuu dengan santai hanya mengangkat kedua bahunya. Mengabaikan Karma yang tengah mengoceh didepan almari miliknya.

Sebenarnya ia sudah biasa jika melihat ada Gakushuu yang tiba-tiba sudah berada di dalam kamarnya. Tapi ya, tetap saja Karma merasa sedikit terkejut. Pasalnya Gakushuu tidak bilang apapun jika ingin mengunjunginya.

"Hari ini mau kemana?" Karma bertanya setelah selesai dengan pakaiannya. Duduk dikursi dan menghadap kearah Gakushuu.

"Jalan-jalan aja, bosen dirumah mulu." Karma mengangguk beberapa kali. Menyemprotkan parfum miliknya dan segera mengajak Gakushuu keluar.

Karma mengunci pintu rumahnya ketika keduanya sudah berada diluar rumah. Hari ini cuaca tidak terlalu cerah, agak mendung meski masih ada sedikit panas. Cuaca yang disukai oleh Karma. Ia tersenyum sekilas, menghirup udara mendung yang menyenangkan bagi Karma.

"Laper nggak sih, Shuu?"

"Udah sarapan gue."

"Tapi gue laper." Gakushuu menghela napas lelah. Ia harus sabar jika sedang berhadapan dengan Karma.

Lalu dengan langkah pasti, Gakushuu mengajak Karma memasuki rumah makan yang sedikit ramai.

"Rame banget, nyari yang agak sepi deh." Gerutu Karma, ia tidak suka jika terlalu ramai seperti ini.

Gakushuu mengalah, lalu berbalik dan melangkah pergi. Mencari tempat lain yang tidak terlalu ramai.

"Mau disana aja nggak?" Gakushuu menunjuk satu rumah makan yang tidak terlalu ramai. Karma mengangguk mengiyakan dengan semangat.

.

Keluar dari rumah makan, keduanya memutuskan untuk jalan-jalan sebentar. Membeli ice cream di pinggir jalan dan melanjutkan kembali perjalanan mereka.

Entah keduanya hendak menuju kemana. Kaki keduanya selaras, melangkah bersamaan dijalan yang sedikit ramai.

Keduanya berhenti, tepat disamping sungai besar yang terdapat pohon-pohon di pinggirnya. Duduk dibangku panjang dan menghadap kearah sungai.

"Bosen nggak?"

Gakushuu menoleh, menatap Karma yang masih fokus menatap aliran sungai. Menunggu jawaban Karma.

"Sama?"

"Gue. Sama hubungan ini?" Kali ini Karma menoleh, membalas tatapan Gakushuu yang masih menatap dirinya.

"Jujur, kadang gue emang ngerasa bosen. Tapi balik lagi, cuma sama lo, gue bisa jadi diri gue sendiri." Gakushuu tersenyum, mengusap pelan kepala Karma.

Ia tidak tahu, jika ia sudah mencintai Karma sebesar ini. Rasanya menyenangkan sekali jika ia sudah berasa Karma, rasanya nyaman sekali.

"Apapun yang terjadi, gue bakalan ada disini. Disamping lo, kapanpun lo butuh tinggal panggil gue." Karma mengangguk, memang seperti ini. Setiap Karma membutuhkan Gakushuu, ia dengan senang hati akan menghampiri Karma. Kapanpun dan dimanapun.

"Rasanya udah lama banget kita nggak ngobrolin ini."

"Kita udah hampir empat tahun, udah nggak perlu ngobrolin hal-hal kayak gini. Kalo ada yang nggak disuka tinggal bilang. Kita udah sama-sama dewasa, nggak usah bertingkah kayak orang baru pacaran." Perkataan Gakushuu membuat Karma terkekeh pelan.

"Ngomong-ngomong, Selamat Ulang Tahun, Karma." Karma tersenyum tulus, mendekatkan dirinya dan memeluk Gakushuu.

"One more year just started, and you have become more charming and graceful than ever. Smile and eat loads of cake to make your Birthday truly special and blessed. Happy Birthday." Bisik Gakushuu tepat disamping telinga Karma, membuat semburat merah muncul dikedua pipi Karma.

Gakushuu melepaskan pelukan mereka, "Ayo beli kue dan beberapa camilan."

***

HAPPY BIRTHDAY, KARMA. 🥳🎂

AsaKaru Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang