[25.1] Brr!

814 75 6
                                    

'Tau nekat kumencintaimu
Nanging koe, malah milih ngeboti tresno liyane
Ternyata aku, dudu siji-sijine' 🎼

Gakushuu mengerutkan keningnya, ini hari pertamanya pindah ketempat ini. Namun ternyata, ia sudah mendapat kejutan. Ia melirik ke sekilas, di beberapa pintu yang ia lihat, pasti pelakunya ada disalah satu kamar tersebut.

Ia terpaksa pindah ke tempat kost ini karena hanya kost ini yang masih punya kamar kosong. Setelah berputar-putar hingga satu jam lamanya, akhirnya ia mendapat kost ini. Memang bukan kost yang mewah, tipikal rumah kost anak-anak kuliahan pada umumnya.

Setelah menemukan kamar mana yang akan ia tempati, dengan segera ia membuka pintu kamarnya.

Sang pemilik tidak menemaninya karena tiba-tiba ada urusan lain yang mendesak. Gakushuu hanya dikasih kunci dan memberitahu nomor kamar mana yang akan ia tempati.

Kamar kost ini tidak terlalu kecil, tidak juga terlalu besar. Ada satu kasur, lemari pakaian berukuran sedang dan satu buah meja kecil. Serta kamar mandi yang berada di pojok ruangan.

Gakushuu menarik kopernya masuk, menutup pintu dan merebahkan tubuhnya.

Lagi-lagi, ia mendengar suara orang bernyanyi. Suaranya sama persis dengan yang ia dengar tadi. Gakushuu menajamkan telinganya, dari mana arah suara tersebut berasal.

Ia mendekat, menempelkan telinganya pada dinding. "Alah jancok, kamar sebelah ternyata." Gerutunya. Untuk kali ini Gakushuu akan mengalah.

Lagipula, sepertinya tetangga kostnya tengah patah hati. Pasalnya sedari tadi orang tersebut hanya menyanyikan satu lagu itu saja.

Gakushuu menghela napas, sepertinya ia tidak akan pernah mendapatkan hari tenang.

.

Gakushuu membuka kedua matanya, ia ketiduran sejak beberapa jam yang lalu, ternyata. Ia mengecek ponselnya, melihat jam yang ternyata sudah menunjukkan pukul tujuh malam.

Suasana di sekitarnya tenang, tidak ada lagi suara nyanyian patah hati yang terdengar di telinganya. Gakushuu bangkit, membuka kopernya untuk mengambil handuk dan dengan segera masuk kedalam toilet. Mungkin mandi akan menyegarkan tubuhnya.

Beberapa menit kemudian, Gakushuu menyelesaikan acara mandinya. Merapikan pakaiannya dan rambutnya, ia akan keluar sebentar lagi. Lapar, ngomong-ngomong.

Gakushuu membuka pintu kamarnya, saat ia melangkan keluar, ia melihat ada seseorang yang keluar dari kamar sebelah. Ia tebak jika orang tersebut yang sedari tadi bernyanyi.

Orang tersebut menunduk, menutup pintu kamarnya dan berjalan dengan lesu. Ia bahkan tidak mengetahui jika ada orang lain yang berdiri di samping kamarnya.

Gakushuu terdiam, diam-diam memperhatikan tetangga kostnya yang terlihat tidak punya semangat hidup. Setelah orang tersebut tidak lagi ia lihat, Gakushuu menutup pintu kamarnya dan berlalu dari sana.

Setelah keluar dari lingkungan kost ia bingung, ia tidak tahu daerah ini. Ia tidak tahu tempat makan mana yang terasa enak.

Gakushuu memutuskan untuk sekadar jalan-jalan sekaligus mencari tempat makan yang sekiranya rame.

Sekitar dua meter didepan, ia melihat warung pecel lele yang lumayan rame. Ia memutuskan untuk pergi ke sana. Saat ia sudah dekat dengan tempat makan tersebut, ia melihat tetangga kostnya yang tadi.

Warung ini ada dipinggir jalan, dengan tenda besar yang menaungi tempat makan tersebut. Gakushuu masuk, memesan satu porsi makanan dan satu gelas es teh.

AsaKaru Story Where stories live. Discover now