[16] Phone

1.2K 193 57
                                    

Phone
.
.
.

Beberapa pasang mata merasa penasaran dengan tingkah seseorang yang sedang duduk dibangku sendirian. Entah apa yang membuat dirinya menggerutu sepanjang waktu kali siang hari ini.

Lihat, jam bahkan sudah menunjukkan pukul empat sore. Sedangkan dirinya sejak dua jam yang lalu sudah berada disini, menggerutu dengan sesekali mengumpat.

"Sialan, bangsat, sinting." Dan masih banyak lagi makian yang terlontar dari mulutnya. Ponsel yang sedari tadi ia genggam rasanya ingin ia lempar agar hancur berkeping-keping.

Sesaat setelah itu, seorang dengan rambut biru menghampiri pemuda tersebut. Raut bingung pun tak luput dari wajahnya.

"Ya, Karma! Ada apa denganmu?"

"Nggak apa, cuma lagi kesal aja." Tapi meski begitu, Nagisa menyadari sesuatu. Sabahat dekatnya ini pasti sedang ada masalah.

Tak lagi mempedulikan celotehan Karma, Nagisa -pemuda yang baru datang- mulai duduk disebelah laki-laki berambut merah tersebut.

"Oh iya, ngomong-ngomong--"

"Apa?!" Ucapannya terpotong karena Karma yang tiba-tiba berteriak padanya. Dengan kekuatan penuh Nagisa memukul paha Karma karena ucapannya yang dengan sengaja dipotong Karma.

"Aku belum selesai bicara, setan!"

"Oke, maaf. Lanjutin." Karma angkat tangan. Peraturan yang harus ia ingat adalah jangan membuat Nagisa marah. Peraturan kedua, tidak ada, cukup dengan jangan membuat Nagisa marah.

"Tadi aku bertemu seseorang, dia meminta nomermu dan aku kasih." Karma melotot kearah Nagisa. Jadi ini gara-gara Nagisa sialan yang memberikan nomornya kesembarang orang?!

"Nagisa, bukankah aku sudah bilang jangan memberikan nomorku sembarangan?!" Karma bertanya dengan senyum yang ia paksakan. Ia dengan sekuat tenaga menahan rasa kesalnya saat ini.

Kedua alis Nagisa bertemu, "Aku nggak sembarangan. Lagipula orang itu kamu juga kenal!"

"Siapa? Siapa orang itu?!"

"Dulu kita satu SMP. Asano Gakushuu, kau ingat?" Seketika kepalanya serasa mau pecah. Dari banyaknya orang yang dulu pernah satu SMP dengannya, kenapa harus orang itu yang menghampiri Karma.

"Kau! Kenapa dikasih?!"

"Dia bilang hanya ingin tau gimana kabarmu."

"Kenapa nggak kamu bilang aja aku baik-baik aja. Kenapa harus kasih nomorku?!" Kali ini Karma tidak bisa lagi menahan emosinya.

"Ya dia maksa minta nomormu, makanya aku kasih! Kenapa marah-marah sih?!"

Setelah memukul kepala Karma, Nagisa memutuskan untuk pergi. Lama-lama tidak tahan juga berada didekat Karma yang sedang marah-marah tidak jelas.

Beberapa menit setelah itu, ponsel yang sempat akan ia buang berdering. Memunculkan beberapa angka telepon disana. Nomor yang sama yang sedari tadi mengiriminya pesan. Dengan cepat ia menolak panggilan tersebut.

Lagi, nomor tersebut menelpon Karma. Berkali-kali hingga Karma berteriak kesal. Lagi-lagi beberapa orang yang berada disana menoleh kearah Karma. Ada apa dengan orang itu?

Dengan terpaksa Karma menerima panggilan telepom dari Gakushuu.

"Kenapa lagi?!" Kata Karma dengan penuh tekanan. Diseberang sana, Gakushuu menahan tawa, orang ini masih saja sama seperti dulu.

"Aku hanya ingin tau kabarmu, hlo."

"Persetan dengan kabarku, ada urusan apa denganku?" Gakushuu yang berada diseberang sana meloloskan tawanya. Orang gila. Dengan perasaan kesal Karma menutup panggilan tersebut. Tanpa ia tahu, Gakushuu sedari tadi mengamati dirinya disuatu tempat.

Karma menutup kedua matanya, rasanya lelah sekali. Padahal sedari tadi ia hanya duduk-duduk tidak berguna disini. Tanpa ia ketahui, seseorang tengah berjalan santai kearahnya. Asano Gakushuu.

Dengan membawa satu botol air minum dingin, Gakushuu berjalan mendekat. Lalu duduk disamping Karma tanpa mengucapkan apa-apa. Karma yang merasa disampingnya ada seseorang, mulai membuka kembali kedua matanya.

Kedua matanya menatap terkejut kesamping, apa ini?

"Hah?!"

"Nih, minum dulu." Gakushuu dengan santai meletakkan botol minum tersebut tepat disamping Karma. Tanpa mempedulikan Karma sama sekali.

"Ngapain?" Tanya Karma.

"Ngasih minum nih, buat kamu." Jawab Karma santai.

"Nggak, maksudku... Argh.." Karma hanya bingung, kenapa Gakushuu bisa ada disini.

"Aku sudah bilang berkali-kali hlo, Karma."

"Apa?"

"Aku menyukaimu." Jawab Gakushuu santai dengan kedua bahu terangkat.

Alasan inilah yang membuat Karma mengganti nomornya beberapa kali. Ya Tuhan, cobaan apalagi ini.

"Bodo amat!"

"Nggak mau jadi pacarku?"

"Ogah."

"Yakin?"

"Ya, yakin."

"Oh, yaudah. Besok aku tanyain lagi, siapa tahu berubah pikiran." Kata Gakushuu dan pergi dari sana. Meninggalkan Karma dengan kerutan dikeningnya.

Lalu setelah itu, Karma diteror kembali oleh Gakushuu. Dengan mengiriminya pesan singkat yang tidak ada manfaatnya sama sekali.

☺️☺️☺️

AsaKaru Story Where stories live. Discover now