Chapter 5.2

1.8K 199 39
                                    

Haechan berlari cepat disepanjang koridor geladak samping lantai 6 sambil sesekali akan oleng ke samping karena guncangan kapal. Haechan dapat melihat ombak cukup besar menghantam kapal mereka hingga membuat kapal bergerak naik turun.

Haechan bingung, seharusnya tidak ada ombak sebesar ini di rute pelayaran mereka. Haechan dan Kaptennya sudah merencanakannya dengan matang tanpa hambatan sama sekali. Tapi kenapa ini terjadi?

"Ini aneh.." bisik nya pelan dan segera membuka pintu ruang kemudi.

Di sana sudah terdapat Kapten, Juru mudi, serta Mualim I dan III. Sedangkan Markonis sibuk di dalam ruangannya sendiri.

"Apa yang terjadi?!" tanya Haechan dan segera memantau monitor radar mereka. Terlihat gelombang cukup besar masih menunggu mereka di depan sana.

"Tiba-tiba saja gelombang cukup besar datang dari depan dalam radius 5km. Juga masih ada gelombang lebih besar yang akan datang dan menabrak kapal kita. Ku perkiraan dalam 10 menit kedepan akan ada guncangan kuat cukup membuat peralatan di kantin kapal berjatuhan." ucap Mark sambil terus memantau ke depan, walaupun cukup gelap karena malam hari.

"Kemungkinan bukan dipengaruhi oleh cuaca, melainkan gempa bumi atau yang parahnya tsunami. Tapi tidak mungkin, karena waktu gelombang datang tidak secepat dan sebesar gelombang tsunami." jelas Mark.

"Kalau begitu kita harus memutar arah, mengelilingi hiposentrum untuk menghindari gelombang yang lebih besar." ucap Haechan cepat.

"Jika kita memutar, maka stok bahan bakar tidak akan cukup sampai tujuan. Melihat gelombang dan jarak hiposentrum, sepertinya area gempa sangat luas." jawab Mark yang berhasil membuat Haechan bungkam.

"Kita berada di tengah-tengah samudera. Tidak ada negeri terdekat untuk singgah, jika kembali juga sudah terlalu jauh, dan tentu saja Raja Jung tidak menginginkan hal itu" lanjut Mark.

"Kalau begitu, kita bisa membelokkan kapal dari rute pelayaran kita sebelumnya. Kita tidak akan berjalan lurus, tapi sedikit serong ke samping." ucap Haechan lagi berusaha untuk membuat solusi.

"Kurasa itu tidak mungkin" sanggah Jeno. "Kalau kita mengambil rute menyerong, maka hantaman ombak dari depan berubah jadi menghantam sisi samping kapal kita. Ombak yang menanti kita akan 3x lipat lebih besar dari sebelumnya dalam kurung waktu kurang dari 7 menit lagi."


"Dan jika hal itu terjadi, kapal kita akan terbalik" sambung Mark sukses membuat semua orang di dalam ruang kemudi tersebut memucat.



"L-lalu apa yang harus kita lakukan? Tidak mungkin kita nekat melewati titik gempa kan Hyung?" tanya Jisung sambil terus memegang roda kemudinya.





*Mark sengaja mengganti AB yang mengemudi kapal sebelumnya dengan Jisung. Karena ia tau, dalam situasi genting seperti ini diperlukan orang yang lebih ahli untung mengemudikan kapal.






"Lebih tidak mungkin lagi kita memutari atau membelokkan rute pelayaran kita" lanjut Mark.

"L-lalu, kau lebih memilih melewatinya K-kapten?" tanya Haechan tak percaya.

Selama ia berlayar, belum pernah ia temui Nakhoda senekat Mark. Benar-benar membuat shock. Pikir Haechan.

"Tidak, aku tidak bilang begitu" jawab Mark yang tentu saja membuat semua orang di sana bingung. Terutama Haechan.

"Jisung, posisikan kapal hingga titik teraman dari hantaman gelombang. Jeno, beritahukan pada Xiaojun untuk mematikan mesin-mesin penggerak kapal. Chenle, bilang pada Renjun untuk mengabarkan pada penumpang agar tetap tenang ketika hantaman gelombang lebih terasa. Sisanya, biar aku yang bicara pada Raja Jung." ucap Mark yang langsung dilaksanakan yang lainnya.

NEO Ship || Markhyuck ft.Nomin (✅)Where stories live. Discover now