06 - Unforgettable Memories

504 70 107
                                    

Loverdose : 06

[16+]
.

.
.

[]

Senyum yang sedari tadi dipancarkan cowok itu belum juga memudar, di pipinya ditempelkan tangan kecil seorang gadis yang terlelap nyaman di hadapannya. Nekara mengeluskan jemari itu ke kulit pipinya berulang-ulang.

Tak lama, Noina meregangkan tubuhnya, perlahan membuka mata menstabilkan penglihatan membiarkan cahaya itu melewati retinanya.

Noina mendengkus melihat Nekara yang tak henti menatap kegiatannya. "Apa?" tanyanya tak santai.

"Cantik," puji cowok itu membelai pipi Noina lembut.

"Alaah, masih pagi udah bikin tipes. Awas gue mau mandi." Noina menjauhkan tangan itu dari wajahnya dan pergi memasuki kamar mandi meninggalkan Nekara yang duduk bersila di lantai.

Namun, sebelumnya itu Noina berhenti melangkah. "Kenapa gue bisa ada di sini?"

"Emang saya setega apa biarin perempuan tidur meringkuk di sofa?" balas Nekara menatap gadis itu lembut.

"Oh, makasih deh." Noina melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi.

"Kenapa kamu jutek banget ke saya?" gumam cowok itu yang tentu tak dapat didengar Noina. Seberapapun luas senyuman yang diperlihatkan cowok itu pada dunia, tapi nyatanya, ia tetap saja terluka setiap mendengar balasan dari Noina yang seperti tak menghargai dirinya yang begitu tulus.

Semakin dipikir, Nekara memang merasa aneh pada dirinya sendiri. Untuk pertama kali dalam sejarah hidupnya yang memasuki usia sembilan belas tahun, Nekara akhirnya menemukan sosok yang selama ini dinantinya. Entah kenapa di saat pertama kali menyaksikan gadis itu menangis sendirian di belakang sekolah yang sepi itu, membuat jantung Nekara berdebar hanya karena menatap mata indahnya yang berurai air mata.

Seolah kecantikan gadis itu terpancar di saat wajahnya yang memerah diiringi cairan panas membasahi kedua bola matanya yang ikut mengalir di pipi tembemnya itu.

Semua seperti direka ulang di saat Nekara pertama kali menatap manik rapuh legam nan indah itu, sangat aneh untuk dikatakan, tapi memang itu kenyataan yang dirasakan seorang Nekara, jatuh cinta pada seorang gadis yang menangis di sepi dan sunyinya gudang sekolah.

Noina adalah perempuan tercantik yang ia temui jika menangis.

Cinta pada pandangan pertama itu memang ada, bukan?

Tubuh Noina terasa segar usai memandikan badan dengan air hangat. Tungkainya melangkah menuju teras rumah seraya mengeringkan rambut yang basah sehabis keramas. Udara pagi menyambut kedatangan gadis itu, membelai kulit pipinya yang berisi.

Minggu ini, Noina akan menghabiskan hari-harinya tanpa suruhan dari sang tante. Ah, memikirkan hal itu membuat senyum bahagia tercetak di bibir tipisnya yang membuat Nekara candu.

"Khem, kamu gak sarapan?" Nekara yang baru datang mendudukkan bokongnya di sebelah Noina yang sibuk mengusapkan handuk ke rambutnya.

Noina menoleh, mendapati Nekara yang membawa dua gelas susu coklat dan sekotak roti isi di tangannya. Tanpa basa-basi atau permisi, tangan gadis itu menjulur menggapai gelas dan kresek yang ditenteng seorang cowok di hadapannya.

Tangannya dengan gesit membuka bungkusan roti itu lalu mencelupkannya ke dalam gelas, kemudian memasukkan roti basah itu ke mulutnya yang penuh. "Kamu kalau kelaparan sadis, ya?" kekeh Nekara mengambil alih handuk yang terjatuh ke bahu gadis itu dan menggosokannya ke rambut Noina.

LOVERDOSE [END]Where stories live. Discover now