07 - Gemesin

471 67 100
                                    

Loverdose : 07

[🦋]
.
.
.

[]

Menikmati waktu libur yang tersisa, di sinilah Noina sekarang. Sibuk memilih ponsel yang diinginkannya. Kakinya ke sana ke mari melangkah memasuki mal yang luas.

Nekara yang gemas melihat tingkah gadis itu mengejar Noina yang berlarian menuju eskalator, tangannya menggenggam tangan Noona erat. "Kamu begitu bahagia sampai lupa usia begitu, hm?"

"Suka suka gue dong," balas gadis itu.

Nekara menghentikan langkah gadis itu pada kursi yang tersedia di depan meja kaca yang menjadi penghalang pembeli dan penjual. Noina hanya menurut dan diam menyaksikan bagaimana Nekara memilih dan memberikan ponsel varian terbaru itu padanya.

"Suka?" tanya cowok yang tengah membungkukkan sedikit badan menatap gadis menggemaskan di depannya itu.

Noina mengangguk. "Suka," jawabnya seraya mencoba kamera ponsel itu. Kebiasaan cewek, kalau ponsel baru musti cekrek dulu baru afdol.

Nekara mengelus kepala gadis itu seraya tersenyum hangat. "Itu gak gratis, ya. Uang saya habis delapan juta demi ngeliat senyum kamu aja." Usai mengucapkan itu Nekara berjalan meninggalkan Noina yang masih sibuk memotret diri dan semua sisi mal yang bisa ditangkapnya, seolah tak mempedulikan ucapan Nekara yang bukan apa-apa.

Noina mendownload semua aplikasi yang selama ini tak bisa digunakannya, lantaran terhambat penyimpanan ponsel yang tak mau diajak bekerja sama. Gadis itu mencoba filter-filter terbaru tanpa mempedulikan bahwa Nekara sudah tak lagi berada di sekitarnya.

"Buset, Chen udah punya momongan aja. Ke mana ae gue selama ini?" monolognya terus men-scroll sosial media tak ada habisnya.

Puk.

Noina menoleh, usai merasakan bahunya di tepuk seseorang cukup kuat. "Ini baju kamu, sekarang ayo kita makan." Noina menunduk melihat Nekara menenteng lebih dari lima paper bag.

"Baju gue?" tanya Noina menunjuk diri sendiri.

Nekara mengangguk. "Iya, Cantik. Kamu gak lapar? Kita makan di sana dulu."

Noina mengikuti langkah Nekara menuju kafe kecil di sudut mal yang tidak terlalu ramai. Gadis itu duduk di sebelah Nekara yang fokus menata belanjaan Noina di atas meja. "Silahkan kamu lihat dulu, kalau gak suka biar saya beli baru lagi." Usai mengucapkan itu Nekara berlalu meninggalkan Noina untuk memesan makanan.

"Bujug buset, itu ATM atau arwah Rapi Ahmat?" Noina memasukan ponselnya ke dalam tas dan sibuk memeriksa belanjaan yang dibelikan Nekara. "Semoga ini bukan mimpi, Ya Tuhan."

Noina tercengang memperhatikan harga pakaian yang diraihnya. Tidak ada angka 35.000 atau paling mahal 100.000 diskonan sepuluh persen. Semua harga yang tertera mulai dari satu juta sampai tiga juta. Oemji, Noina kudu eottokhe?

Empat tas itu sudah dibuka Noina dan berisi pakaian yang luar biasalah ya jika dipakai gadis petakilan seperti dirinya. Ketika Noina membuka tas satu lagi ia menemukan sepatu putih polos dengan hak tinggi yang sangat diimpikan olehnya selama ini. Noina memotret sepatu itu dan memandanginya sampai mata gadis itu melotot tak berkedip.

Tersadar, Noina mematikan ponselnya dan membuka tas yang ukurannya agak kecil di sebelahnya. Matanya kembali melotot melihat bungkusan pakaian dalam yang dibelikan cowok itu. "Bah? Gak malu apa beli beginian?" gumamnya kembali menutup tas itu rapat.

Dari kejauhan Noina dapat melihat Nekara berjalan ke arahnya seraya tersenyum seperti biasa. Nekara membawakan segelas susu coklat panas yang bergambar kucing untuk gadis itu dan makanan pembuka yang membuat Noina mendadak lapar tiba-tiba.

LOVERDOSE [END]Where stories live. Discover now