18 - Gemesin pt.2

309 47 69
                                    

Loverdose : 18
.
.
.

[]

"Habis?"

Nekara menganggukkan kepala membalas pertanyaan Noina yang cemberut di hadapannya. "Trus nasib gue gimana?"

Tengkuknya digaruk cowok itu, pandangannya masih jatuh menatap rok Noina yang menghitam dan bau tinta menyengat.

Nekara memperhatikan almamaternya, kemudian melepas dan memasangkan pada tubuh gadis mungil di depannya itu. "Nah, ketutupan, 'kan." Nekara tersenyum melihat hasil dari pemikirannya.

"Lo keturunan titan apa gimana sih? Badan gue ilang woi!" jerit gadis itu meraba tubuhnya yang menghilang di balik almamater donker.

Nekara terkekeh dan mengusap kepala gadis itu singkat. "Yang penting tintanya gak keliatan, 'kan?"

"Iya, tapi–gue kayak pakai daster, huaa!" Noina menghentakkan kakinya berulang kali, bahkan tangan gadis itu tak terlihat seujung jari pun karena pakaian jumbo ini.

Noina yang mencak-mencak tak karuan itu ditatap Nekara dengan senyum tipis, matanya memandang gadis itu hangat. Sangat gemas ingin memakan gadis yang tak sadar diri itu, bisa-bisanya membuat Nekara hilang akal sehat melihat betapa lucu cemberut dan cerewet yang dilontarkan bibir kecilnya itu.

Nekara membungkukan tubuh perlahan memperhatikan Noina, seraya memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. "Kamu gemesinnya selain di sini bisa nggak?" tanya cowok itu tersenyum miring.

"Gue kayak tuyul abis nyuri baju gak?" tanyanya berkedip merasakan betapa hangatnya napas Nekara yang berhembus melewati wajahnya.

"Kamu itu kayak kuntilanak yang nyuri hati saya."

"AAAA, KUNTI ANJIR KUNTI." Noina berlari mendekati Nekara dan memeluk tubuh cowok itu dari belakang, bersembunyi dari pintu kamar mandi yang tertutup.

"Kamu ngapain, huh?" Ketika Nekara ingin berbalik, Noina menahan tubuh cowok itu dan menempelkan kepalanya takut pada punggung Nekara. Caper dikit gaes.

Nekara menghela napas lelah. "Gak ada kuntinya, saya becanda." Setelah merasakan gadis di belakangnya mengendorkan pelukan itu, Nekara berbalik dan terkekeh memperhatikan Noina yang memanyunkan bibir bawahnya kesal.

"Digentayangin kuyang mampus lo!" gertak Noina membalikkan badan dan meninggalkan Nekara yang terbengong-bengong sendirian di sana.

"Ku–kuyang?" Nekara melirik sekitarnya ragu. "Naraa! Tungguin saya."

𝓛𝓸𝓿𝓮𝓻𝓭𝓸𝓼𝓮

"Khem, makin halus aja peletnya. Bayar berapa?"

"Spill dukun lo dong. Kudu sungkeman ini mah, kuat bener ilmunya."

Noina menulikan pendengaran dan hanya fokus memainkan ponsel barunya secara terang-terangan di hadapan para siswi yang meledeknya itu. "Sampe dibeliin ipong nih, sejam berapa, mbak?" Gadis berambut sebahu itu menoel bahu Noina.

Splash!

Tawa girang terdengar sahut menyahut memekak indra pendengaran, mulut-mulut itu mengeluarkan suara nyaring usai salah satu dari mereka menghamburkan bedak tabur menimpa kepala Noina.

LOVERDOSE [END]Where stories live. Discover now