23 - Insiden

248 54 145
                                    

Loverdose : 23

[15+]
.
.
.

[]

"Kar, Kar. Itu bayangan siapa?"

Bugh!

"Tidur saya bilang. Gak ada siapa-siapa di luar, halu aja kamu." Ravy mengelus pantatnya yang ditendang Nekara penuh dendam itu. "Tadi ada anjir!"

Nekara tak mendengarkan, cowok itu membalikkan badan dan membungkus tubuh dengan selimut tebal menghiraukan kicauan Ravy. "Kar, tirainya gerak Kar."

"Kar?"

Ravy mengintip sedikit Nekara yang sudah terlelap. Cowok itu mendengkus kecewa. Berusaha memajamkan mata namun malah bayangan kuyang yang terbesit di benaknya.

"Lo tega banget tidur duluan, Kar."

"Kalau gue bangun trus kencing di celana jangan salahin gue, ya!"

"Peluk...."

Ravy membalikkan badan horor, memperhatikan Nekara yang merentangkan tangan seolah ingin memeluk dirinya manja. "Ini masih lo 'kan, Kar?" Ravy menepuk pipi Nekara cemas.

"Saya gak bisa tidur kalau gak dipeluk kamu." Nekara berucap lirih dengan mata yang tertutup rapat.

What the hik?

Ravy segera memeluk tubuhnya sendiri takut. "Heh! Sempak. Sadar lo."

"Ppopo-nya mana?"

"Popo apaan anjir? Popok? Popo berbi? Lo ngomong ap-"

"Kamu gausah gemesin sekarang, ya. Saya ngantuk soalnya." Ravy melototkan matanya tegang, merasakan hangatnya napas Nekara melewati area lehernya yang terbuka. Cowok itu memeluk tubuh Ravy tiba-tiba.

Eottokhe?

"WOI TOLOL! BANGUN LO!" Ravy bergerak gelisah melepaskan pelukan Nekara yang semakin kuat.

"Bibir kamu mau saya bungkam pakai bibir saya, huh? 'Kan udah janji gak ngomong kotor lagi." Ravy semakin takut tak tentu arah. Debaran di dadanya berdentum kuat, sangat horor melihat penampakan tidur tampan seorang Nekara yang berengsek.

"TOLONGG!! TUHAN, DEWA, VAMPIR ATAU SIAPAPUN YANG GAK SIBUK, BANTUIN GUE!" Ravy berteriak histeris, sangat cemas dan takut dengan senyum miring Nekara yang masih memejamkan mata erat.

"Kok malam ini-" Ravy merasakan tarikan napas Nekara yang panas, "kamu berisik banget sih, hm?"

"HUAAA!! MAMAA!"

Hampir saja Nekara merapatkan tubuh menimpa Ravy, cowok itu meninju dengan kuat dada Nekara dan berlari ke pintu kamar dengan tubuh bergetar takut. "Lo... siapa, hah? Keluar lo dari tubuh teman gue sialan!"

Ravy berusaha meredakan pernapasannya, perlahan duduk jongkok bersandar di balik pintu dengan tarikan napas memberat. Matanya menatap was-was ke arah Nekara yang mulai tenang dan diam di atas ranjang.

"Lo gak itu ke gue 'kan, Kar?"

"Kar? Lo masih doyan lobang, 'kan?"

LOVERDOSE [END]Where stories live. Discover now