29 - Seksi

299 36 65
                                    

Loverdose : 29
.
.
.

[]

"Api, bisa bantuin saya gak?"

Nekara melambaikan tangannya memanggil Ravy yang kebetulan lewat. "Malah bengong, sini bantuin saya."

Ravy melangkah ragu, menggaruk kepala bagian belakangnya seraya berjalan lambat. "Kenapa?"

"Tolong kamu salin nama anak-anak yang ikut lomba dance, nyanyi dan nari di berkas ini. Saya mau nyusun jadwal dulu." Nekara menyerahkan berkas itu pada Ravy yang hanya menganggukkan kepala oghey.

Nekara menatap Ravy yang fokus menulis. "Saya ada salah sama kamu, ya?"

Ravy dengan cepat menggeleng. "Gak ada."

"Terus, kenapa akhir-akhir ini kamu ngehindar dari saya?" Pandangan Nekara terus melihat pada Ravy yang sok fokus menulis.

"Perasaan lo aja kali." Ravy menjatuhkan pulpen itu, menatap ragu ke lembaran yang kurang dimengerti.

"Ini ditulis di mana?" Nekara yang mendengar lantas mendekati Ravy dan memperhatikan apa yang ditunjuk cowok itu.

"Lomba apa?" Ravy bertambah canggung, apalagi di saat bahu Nekara bersentuhan dengan bahunya yang lebih pendek dari Nekara. "Dan-dance."

"Di sini, di kolom sebelah kiri." Nekara melepaskan tatapan dari berkas itu, beralih pada Ravy yang terdiam di sebelahnya. "Ada yang mau ditanyain lagi?"

Ravy sedikit menegakkan kepalanya, melihat ke arah Nekara yang lebih tinggi beberapa centi darinya. "Gak, gak ada." Nekara mengangguk mengerti.

Beberapa menit hanya suara angin malam dan deburan ombak mengisi kekosongan antara dua cowok yang fokus menulis itu. Para siswa kemah sudah banyak yang terlelap di tenda masing-masing. Begitupun Noina istirahat di tenda kelasnya yang diisi tiga perempuan.

"Udah selesai. Gue ke tenda dulu." Ravy menyusun kembali berkas itu dan melangkah meninggalkan Nekara sendirian.

"Api, bentar." Tangan cowok itu dicekal Nekara duluan.

Ravy membalikkan badan, menatap pada jemari Nekara yang menahan pergelangan lengannya. "Apa?" Ravy menghentakkan tangan itu, membuat cekalan Nekara terlepas.

"Temenin saya dong. Semua orang udah tidur." Nekara menatap sekelilingnya. "Saya takut diganggu kuyang," bisiknya yang membuat Ravy merinding.

Ravy menelan air liurnya tegang. "Ya udah, buruan. Gue udah kedinginan."

Nekara memperhatikan Ravy yang mengelus-elus lengannya yang tak tertutup, cowok itu mengenakan t-shirt polos lengan pendek. "Kedinginan, ya?"

Iseng, Nekara melepaskan jaket yang membalut tubuhnya, meninggalkan hoodie hitam kebesaran. Cowok itu menyampirkan jaket itu lalu memasangkan pada tubuh Ravy yang membeku.

"Kamu pakai aja. Saya masih cukup hangat kok." Nekara memasang kupluk hoodie miliknya seraya fokus kembali menyusun data yang rumpang itu.

"Kar, gue merinding."

𝓛𝓸𝓿𝓮𝓻𝓭𝓸𝓼𝓮

LOVERDOSE [END]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon