61 - Falling in Love is Not a Sin

203 22 3
                                    

Loverdosis : 61
.
.
.

[]

Akbar tampak tersenyum menyambut kedatangan Noina yang baru keluar dari rumah. "Kirain gak mau tadi," kata Akbar menyuruh Noina duduk pada bangku belakang sepedanya.

"Hehe, mau kok. Kayaknya juga seru," balas Noina mulai duduk hati-hati pada bangku empuk yang kecil itu.

"Siap?" Akbar mulai melajukan pedal sepeda kala mendengar jawaban dari Noina. Cowok itu mengayuh dengan pelan dan hati-hati, karena jalanan yang tidak mulus dan berbatu.

Noina hampir saja kehilangan keseimbangan, namun untungnya Akbar berhenti dan melirik ke arah gadis itu seraya terkekeh geli. "Kamu taruh tangannya di sini, nanti jatuh," ujarnya mengambil alih tangan Noina dan diletakkan di pinggangnya.

Awalnya Noina ragu, ia menjauhkan sedikit pegangannya dan hanya menggenggam kemeja cowok itu. Akbar kembali melanjutkan perjalanan, sementara Noina di belakang justru terfokus pada pemandangan gunung dan hamparan sawah yang menyejukkan mata.

Tak berlangsung lama, hingga Noina melihat sebuah danau yang cukup luas. Pohon-pohon rindang juga ikut tersusun rapi di pinggirannya.

Akbar mengajak Noina untuk memancing bersamanya, Noina yang mendengar itu cukup semangat untuk ikut. Karena sewaktu kecil ia juga sering menangkap ikan kecil yang memiliki senter di atas kepalanya.

Akbar membentangkan sebuah karpet kecil dan mempersihkan Noina duduk di sana, sementara cowok itu mempersiapkan alat-alat memancing berserta umpan yang telah dibawanya dari rumah.

"Kamu sering mancing di sini, ya?" tanya Noina yang duduk berteduh di bawah rindangnya pohon.

"Lumayanlah, gak sering banget juga." Akbar melempar alat pancing itu ke danau.

Cowok itu meletakkan alat pancingannya di tepi danau, kemudian berjalan mendekati Noina yang nampak tenang di sana dengan kucing abu-abunya. "Kalau boleh tau, alasan kamu pindah ke sini kenapa, ya?" tanya Akbar ikut duduk di sebelah Noina.

"Emm, kangen aja sih, di sana juga kehidupan sulit, aku gak bisa bayar biaya sekolah lagi," balas Noina yang cukup dimengerti Akbar.

Tatapan Akbar terpaku pada Noina yang tertawa gemas memanjakan kucing kecilnya, bagaimana senyum manis itu terbit di sana, membuat pipi gadis itu menggembung juga matanya yang menyipit. Untaian rambut hitamnya yang berterbangan terkena angin seketika membuat cowok itu tersadar. Hanya satu kata untuk menjabarkan itu semua, cantik.

"Akbar? Kayaknya umpan kamu udah dimakan ikan deh," kata Noina membuat Akbar mengedipkan mata terkejut.

"Eh, iya. Mau coba buat narik?" tanya Akbar yang segera disetujui Noina. Memang ini yang sedari tadi ditunggu olehnya.

Gadis itu mengambil alat pancing itu dan memutar reel joran hingga merasakan beratnya perlawanan yang dilakukan oleh ikan. Noina yang kesusahan segera dibantu Akbar, cowok itu menaruh tangannya di atas tangan Noina dan menggerakkan putaran itu pelan dan hati-hati.

"Gak usah buru-buru nariknya, takut umpannya nanti lepas," kata Akbar ketika bayangan ikan mulai terlihat.

Noina mengangguk mengerti, hingga ia berteriak heboh kala ikan seukuran empat jari itu berhasil ditarik olehnya. Akbar yang berada di belakang gadis itu terkekeh kecil, mengangkat joran itu dan memindahkan ke rerumputan yang kering.

LOVERDOSE [END]Where stories live. Discover now