63 - Merindukan Nekaranya

227 22 1
                                    

Loverdose : 63
.
.
.

[]

Keadaan ketua OSIS Unity High School itu amat menyedihkan, air mata kekesalan tak hentinya mengalir membasahi kulit pipinya, bahkan sesekali meringis merasakan ngilu yang mendadak menyerang kepalanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keadaan ketua OSIS Unity High School itu amat menyedihkan, air mata kekesalan tak hentinya mengalir membasahi kulit pipinya, bahkan sesekali meringis merasakan ngilu yang mendadak menyerang kepalanya.

Sofia dan bahkan kedua temannya diusir olehnya secara kasar, tak mempedulikan lagi tatapan kasihan Ravy yang sangat ingin menenangkan sahabatnya itu. Di pikirannya hanya terbesit bagaimana keadaan gadisnya saat ini.

Adrian yang menyaksikan itu tentu tak kuasa, matanya melempar tatapan kecewa pada sang istri, kemudian menggeser engsel pintu yang menghubungkan dirinya dengan ruang rawat sang anak. Hatinya mencelos menyaksikan bagaimana buah hati yang telah ia besarkan dengan penuh kasih sayang itu terlihat hancur tak berdaya.

Pria itu melangkah mendekati Nekara, mengelus kepala anaknya itu sayang dan mendekatkan ke tubuhnya, membiarkan Nekara bersandar di sana untuk melepaskan semua kekesalan yang bertumbuk di kepala. "Ekar sakit, Yah. Apa salah Ekar menaruh hati pada Noina? Apa salah, Yah?" lirih cowok itu di sela-sela sesak yang dirasakannya.

Adrian menggeleng. Ia cukup tahu, betapa besar rasa suka yang Nekara berikan pada gadis yang tak diketahui keberadaannya sekarang itu. Tangannya berpindah mendekap bahu Nekara dan menepuk punggung itu menyalurkan kehangatan.

"Ayah ingat waktu reunian SMA dulu, ketika umur Ekar masih lima tahun?" tanya Nekara menegakkan kepala melihat raut wajah sang ayah.

Adrian mengangguk. "Iya, Ayah masih ingat."

"Ayah masih ingat anak kecil yang bertengkar dengan Ekar karena dia iri es krim Ekar rasa cokelat sementara anak kecil itu rasa sirsak. Ayah ingat?" tanya Nekara sekali lagi masih enggan melepas dekapan Adrian yang terasa nyaman.

"Anaknya Laras? Yang–"

"Iya, yang nangis-nangis nunjuk es krim Ekar dan berakhir dia rebut sendiri es itu dari bibir Ekar yang belepotan."

Adrian mengernyit bingung. "Terus? Kenapa kamu tanya Ayah tentang itu."

"Dia Noina, Yah. Gadis kecil yang maksa rebut es Ekar waktu itu, dia Noina. Noinara Wisa, anak teman Ayah yang namanya Laras itu."

Adrian terdiam dengan pandangan terkejut. Terutama mengingat pahitnya masa lalu yang dihadapi oleh Laras ketika masih menjadi temannya. Dan sekarang, temannya itu telah pergi meninggalkan putri kecil yang ternyata kekasih dari anaknya sendiri.

Bagaimana bisa Sofia melakukan hal segila ini pada anaknya Laras. Apa istrinya itu tidak tahu bahwa Noina adalah anak dari sahabatnya sendiri?

LOVERDOSE [END]Where stories live. Discover now