47 - Anyone

184 20 5
                                    

Loverdosis : 47
.
.
.

[]

Noina cidera.

Mendengar kabar itu, Nekara segera berlari keluar kelas meninggalkan tatapan bingung dari beberapa siswa. Langkahnya besar menyusuri lorong kelas, berhenti tepat di depan pintu UKS yang tertutup.

Nekara mengintip, melirik Noina yang telah terlelap di atas brankar. Tangannya memutar knop pintu pelan, kemudian masuk seperti seorang pencuri dan sesekali melirik Noina memastikan gadis itu tidak terganggu.

Tirai itu Nekara geser menutupi separuh tubuh Noina. Cowok itu kemudian terduduk di lantai seraya menyandarkan tubuh pada dinginnya dinding. Berusaha sebisa mungkin untuk tidak bersuara.

Di balik tirai itu, Nekara dapat melihat kaki Noina bergerak. Ia terdiam, Nekara rasa dirinya tidak melakukan hal yang dapat membuat Noina risih.

"Ngapain lo?" Nekara melirik tirai yang terdapat Noina di dalamnya. Cowok itu bersembunyi di balik tirai agar tak diusir Noina.

"Jagain kamu," balas Nekara masih terduduk di lantai.

"Gue gak mau ngerepotin, lo boleh keluar," ujar Noina melirik tirai yang terdapat Nekara di baliknya itu.

Tak terdengar balasan dari cowok itu, Nekara hanya diam seraya menghela napas sabar. "Kenapa bisa cidera?" tanyanya mengalihkan topik.

"Bukan urusan lo," balas Noina. "Keluar!" bentaknya.

"Masih belum selesai hukuman yang kamu berikan pada saya, Noina?" Nekara menatap kosong ke depan.

"Lo ngomong apaan sih!" decak Noina tak suka.

"Tolong kamu dengar baik-baik. Jika bukan kamu, maka tidak akan ada untuk siapapun. Seperti sayang saya pada kamu, jika bukan kamu, maka tidak untuk orang lain."

"If is not you, is not anyone*. Ya, saya maksa. Saya hanya mau kamu dan tidak akan ada yang lain. Siapapun itu."

Noina terdiam. Apakah memang sebesar itu perasaan Nekara padanya? Pada gadis cupu, sering ditindas, nolep dan kampungan yang tak ada apa-apanya ini.

"Kak, kita udah gak ada hub–"

"TIDAK ADA PERSETUJUAN DARI DUA BELAH PIHAK, MAKA ITU TIDAK BERLAKU!" Nekara berdiri, menyingkap tirai yang menghalangi dirinya dan Noina.

Detak jantung Noina benar-benar tak normal lagi, dirinya tersentak kaget karena tatapan marah dari Nekara yang tampak menyeramkan. "Apa kamu tidak merasa keterlaluan menyiksa saya selama ini, Nara? Saya sudah menjauhi kamu, seperti yang kamu mau. Tapi apa?"

Suara Nekara menipis. "Kamu tampak bahagia dengan cowok yang tak jelas hubungannya dengan kamu, pacar saya."

"Dia teman gue." Noina membalas.

"Teman?" Nekara menarik senyum tipis, menyeringai menatap Noina ganas. "Kamu keterlaluan, Noina. Saya terluka."

𝓛𝓸𝓿𝓮𝓻𝓭𝓸𝓼𝓲𝓼

"Tinju kocak, tinju!"

Noina mendengkus sebal. Sedari tadi Pangeran terus meledek dirinya yang tak bisa juga membuat samsak itu bergerak.

LOVERDOSE [END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ