25 - Turbulence

244 52 119
                                    

Loverdose : 25
.
.
.

[]

Kedua hewan mungil itu saling berkenalan satu sama lain. Noina terkekeh ketika melihat Tama yang mendekati Bibong ragu. Kucing itu berjalan perlahan dan mengendus-ngendus paruh Bibong. 

"Pertemuan pertama langsung ciuman! Wah, kece

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Pertemuan pertama langsung ciuman! Wah, kece." Noina bertepuk tangan. "Tapi, gue kayak pernah liat ini deh, drama mana ya, lupa gue," gumamnya mencoba mengingat-ingat.

Jemari Noina mengelus kedua hewan itu lembut. "Akur-akur, ya. Perbedaan akan menyatukan kita, benar begitu bebek dan kucing?"

Miau kwek!

"Noina! Ayo buruan!"

Mendengar teriakan dari Nekara, Noina lantas berdiri dan berlari ke arah cowok yang sudah rapi usai membersihkan tubuh itu. "Let's go!"

Sore ini, Noina dan Nekara akan membeli keperluan mereka selama lima hari di perkemahan, sementara Nekara mendorong troli itu susah payah, justru Noina malah menikmati belanjaannya seraya duduk bersila tak tahu sopan santun di atas troli yang didorong Nekara.

"Suka banget sama snack-nya, ya? Bagi dong." Nekara menunduk menunggu Noina memasukkan butiran warna-warni yang menempel pada stik yang diolesi coklat itu.

"Gak!" Noina malah mempamerkan stik itu seraya menjilatinya nafsu. Nyam-Nyam memang nomor satu di lidah Noina bersama dengan Gery snack sereal.

"Pelit!"

"Biarin." Nekara hanya mengelus dada sabar dan kembali mendorong troli itu menuju kasir, karena perlengkapan yang dibeli sudah cukup.

"Mbaknya sekalian mau dibayar?" Noina yang tersadar sudah sampai di depan meja kasir lantas terkekeh malu, ia merentangkan tangan pada Nekara yang tak paham maksud gadis itu. "Gendong, gue gak bisa keluar."

"Ooh." Nekara menyelipkan kedua tangannya melewati ketiak Noina dan mengangkat gadis itu enteng, lalu membiarkan Noina kembali sibuk memutar stiknya di kubangan coklat sereal itu.

"Terima kasih, lain kali datang lagi ya, Kak. Dan tetap sabar dengan tingkah pacarnya." Nekara menganggukkan kepala membalas senyuman sang kasir.

Jemari Noina yang menggenggam kotak snack itu ditarik Nekara, membawa gadis merepotkan itu memasuki mobil yang terparkir.

"Santuy aja napa sih nariknya, gue bisa jalan sendiri kok." Protes Noina memperhatikan Nekara yang memasang tampang masam di kursi kemudi itu.

"Kamu tau gak saya kenapa?" Nekara bertanya.

"Ya ndak tau," balas Noina.

Nekara menghela napas sebal, memperhatikan Noina yang sibuk memainkan jempolnya di coklat itu, lalu menempelkan sereal berwarna-warni dan menjilatinya nikmat.

LOVERDOSE [END]Where stories live. Discover now