5

11.7K 1.1K 155
                                    

Yibo malu-malu memasukan tangan ke bawah leher Zhan untuk dijadikan bantalan. Dorongan darimana juga Yibo tidak tahu. Tangannya sendiri yang bergerak mengikuti nalurinya.

Zhan memejam erat sembari memunggungi Wang Yibo. Lengan kekar itu terasa urat nadinya membelit pinggang. Sebisa mungkin Zhan tetap menetralkan napasnya agar tidak ketahuan belum tidur.

"Kau sudah tidur?"

Di dalam kegelapan, Wang Yibo mencoba memejamkan matanya namun nihil. Ada yang aneh dalam dirinya setelah melakukan hal baru dalam hidupnya, mulai mencintai orang contohnya. Apa seorang yang jatuh cinta tidak akan bisa tidur sepertinya?

"Be-belum"
Xiao Zhan jujur. Dia juga tidak bisa tidur. Ternyata tidak hanya dia tapi Yibo juga.

Lengan kekar di bawah lehernya bergerak. Xiao Zhan sudah siap-siap saja kabur. Tapi tubuhnya menolak keinginan hatinya. Justru sekarang tubuhnya berbalik menghadap Yibo. Mereka berpelukan satu sama lain di atas ranjang. Berdua saja.

Lengan Xiao Zhan diusap oleh tangan bernadi itu. Hal yang membuatnya lebih melayang lagi. Sungguh aneh Wang Yibo untuknya. Sejak sore pria berstatus suaminya itu selalu membuatnya melayang dengan sikapnya.

Zhan mendengar jantung yibo berdetak bertubi-tubi. Dia tersenyum terus sewaktu memeluk yibo erat. Xiao Zhan berdoa semoga ini bukan ilusi.

"Jan-tungmu berisik"

Yibo tahu dan sadar dengan jantungnya api wajah datarnya mampu menutupi kegugupannya.

"Itu karena ada dirimu"
Xiao Zhan tersenyum lebar. Jika tidak ada Yibo dia akan berteriak sendirian. Untuk saat ini dia hanya bisa menahan rasa gemasnya di pelukan Yibo. Kepalanya semakin masuk ke badan Yibo. Rasanya sungguh nyaman dipeluk Yibo. Baru beberapa menit dan dia sudah terlelap.

:-)

Menunduk saja agar tidak terlihat wajah tomatnya, makan berdua seperti biasanya. Hanya saja sedikit canggung mengingat semalam Xiao Zhan dipeluk erat ketika tidur. Lebih memalukannya lagi Wang Yibo mendahuluinya bangun pukul lima pagi dan dia pukul tujuh pagi.

Wang Yibo melihat piring di depan Xiao Zhan masih utuh dengan sarapan. Tampaknya pria manis itu belum menyentuhnya.

"Ada apa?"

Suara bariton berat itu membuyarkan lamunan Xiao Zhan. Dia sendiri tidak sadar sudah melamun. Matanya hanya mengedip. Otaknya mencoba mencari kata-kata.

"Lain kali jangan memakai barang itu"
Ujar Yibo sebelum menyantap sarapannya lagi.

"Iya"

"Buang nanti"
Yang dimaksud Wang Yibo adalah barang-barang make up. Yibo bahkan baru melihatnya diatas meja. Xiao Zhan sangat niat sekali ingin menarik atensinya. Yibo paham itu.

"Tapi kalau bedak jangan ya"
Tanya Xiao Zhan, meskipun dia pria tapi penting juga memakai bedak. Setidaknya ketika keluar tidak terlihat buluk.

"Hm"

Beberapa detik kemudian, Xiao Zhan berbicara hati-hati. Kedua tangannya dililitkan dibawah meja. Dia ingin mengungkapkan uneg-unegnya pada Yibo. Semoga dia tidak diacuhkan lagi.

"Hehe, ada yang ingin kukatakan"

"Hm" Xiao Zhan hanya mendengarkan gumaman. Tidak tahu itu artinya setuju atau bagaimana, yang pasti Zhan akan mengungkapkan isi hatinya.

"Yi-yibo.. Aku.. Emm.."

"Minta cium?"
Wah, semakin memerah tomat pipi sang istri.

"Aish! Bukan" pipinya merona. "Aku mencintaimu."

Me To You (YIZHAN) ✔Where stories live. Discover now