27

4.5K 443 44
                                    

Di dalam otaknya hanya kerja untuk Xiao Zhan. Mau dipatahkan oleh apapun akan tetap seperti itu. Tiada hari tanpa bekerja. Tapi semenjak Xiao Zhan berbadan dua, intensitas kerjanya menjadi menurun. Meski dia yang memiliki usaha, tapi bukankah tetap diperlukan yang namanya kepala perusahaan?

Yibo sebisa mungkin membagi antara waktu kerja dan mengurus bayi besarmya. Mood swing pria manis itu harus dijaga. Jika tidak, maka bencana akan datang.

Xiao Zhan menatap punggung lebar Wang Yibo dari belakang. Bibirnya tiba-tiba mengerucut. Tentu saja dia merasa kesal. Wang Yibo di sebuah sofa ruang tamu sedang sibuk dengan PC-nya yang menyala menampilkan grafik yang Zhan sendiri juga tidak paham. (zhan ge anak rumahan cemberut wae.)

"Ibo~~~~~" nada manja itu masuk ke telinga Wang Yibo begitu merdu. Dugaannya sebentar lagi akan ada yang menjerit disana.

"Apa?.. " Yibo menolehkan kepalanya.

Pria dengan perut buncitnya berdiri di depannya sekarang. Tampak raut kusam dan tidak enak dilihat. Wang Yibo melihatnya sendiri.

"Sibuk?" cicit Zhan.

"Hn" dia menganggukkan kepala sebagai jawaban. Ini perlu diselesaikan dengan tuntas agar nanti presentasi Tendernya berhasil dengan mitranya.

Xiao Zhan tiba-tiba langsung duduk dipangkuan Wang Yibo. Punggungnya bersandar di dada bidang sang suami.

Benar-benar anak kecil yang sedang manja dengan ayahnya.

"Elus" Zhan menarik tangan kekar itu dari mouse dan menaruhnya di perutnya.

"Zhan, sebentar lagi."

Xiao Zhan menggeleng, dia tidak mau dikalahkan. "Tidak boleh. Elus dulu. Usap yang benar." ujar Zhan keras kepala.

Wang Yibo menaruh tangannya di perut bundar itu, mengusapnya membuat gerakan naik turun seperti permintaan Xiao Zhan.

Tampaknya yang di dalam bereaksi. Lagi-lagi Yibo merasakan tangannya si kecil mendorng sikut lancip itu dari dalam.

"Wang Yi.. "

"Hn"

Zhan menundukkan kepalanya muram.

"Apa aku jelek?"

"Ha?"

"Aku jelek bukan? Lihat perutku, dia bulat. Wajahku tidak cerah. Banyak noda jerawatnya. Lihat"
Xiao Zhan mendongakkan dagunya. Sengaaja supaya wajahnya dapat dilihat oleh pria dibelakangnya. (emh. Lagi pengen dipuji)

Wang Yibo memang melihat wajah kusam istrinya, tapi menurutnya tidak masalah. Yang penting sehat. "Tidak jelek." ucap Yibo, setelah itu kembali mengusap perutnya. Pandangannya kembali ke layar monitor.

Tapi Xiao Zhan berdecak, dia sepertinya tidak puas dengan jawaban Yibo.

"Tck! Jelek. Ini jelek." kedua tangannya memukul-mukul pipinya.

Wang Yibo menarik tangan Xiao Zhan yang tidak mau diam. Konsentrasinya pecah antara pekerjaan dan tingkah Xiao Zhan. Jika jujur pahanya sudah keram karena menahan bobot Xiao Zhan.

"Jangan dipikirkan. Duduk manis."

Setelah Yibo menyekap kedua tangan kelinci itu, tidak ada lagi pergerakan dari si kelinci. Akhirnya dia bisa tenang untuk mengerjakan tugas kantornya.

Belum genap lima menit, Xiao Zhan kembali bersuara. Lagi-lagi Yibo dipanggil.

"Wang Yii"

"Hn"

.....

Zhan berceletuk, "Mau nanas."

Wang Yibo mengangkat tangannya dari meja. Kedua alisnya berkerut tidak suka. Dia menatap Zhan di depannya. Kemarin ketika meminta nanas berakhirlah Yibo yang memakannya.
"Zhan. Apa yang.." Yibo sudah melarang jauh-jauh hari. Jika tidak boleh memakan nanas.

Me To You (YIZHAN) ✔Where stories live. Discover now