Double Extra Chapter

4K 384 61
                                    

Tidak tahu kenapa, Yibo merasa ada yang aneh dengan Xiao Zhan. Sejak pagi mencari perhatiannya mulai dai tersenyum terus. Lebih banyak menempel padanya. Hari ini Yibo memang memutuskan hanya melihat email yang masuk ke akunnya. Cheng Xiao mengontrol bersama wakilnya di kantor sementara Yibo diminta cuti. Sebenarnya Yibo bingung siapa CEO nya, dia atau Cheng Xiao.

Xiao Zhan lagi, dia menemaninya melihat notebook applenya. Matanya tidak berhenti memandang benda itu, sedangkan Zhan juga tidak jengah memerhatikan wajah tampan suaminya.

"Ada apa?" akhirnya Yibo angkat suara karena sumpah demi apapun Yibo merinding melihat Zhan.

"Tidak ada. Lanjutkan saja." Zhan tersenyum lagi.

"Shanshan."
Celetuk Yibo kala mendengar tangisan anak itu.

"Iya." benar, Zhan tahu Shanshan bayinya.

"Anakmu."

Lagi-lagi Zhan hanya mengangguk dengan senyum indahnya. Yibo mulai khawatir dengan isi kepala Zhan. "Dia menangis." ujar Yibo lagi.

"Iya dia menangis."

Astaga, Yibo geram dengan tingkah Zhan. "Zhan. Dia anakmu, menangis. Lihat sekarang."

Zhan mencebik disana. Karena kesal Zhan menghentakan kakinya. Dia berjalan ke halaman belakang, karena tadi anak itu bersama Bibi Ming dan Xie Yun. Anak itu terus menangis. Zhan merasa bersalah karena membiarkan anaknya.

"Bibi, Berikan Shanshan padaku."

Bibi Ming Ji menyerahkan bayi yang menangis kejar itu. Setelah di pangkuan sang ibu, akhirnya bayi itu tenang. Hah, tidak seharusnya Zhan menelantarkan anaknya.

"Bi. Bisakah ambilkan celemek?"

"Iya Tuan"

Anak itu bergerak tidak nyaman lagi, lalu menangis kembali. Zhan kembali berdiri dan menimangnya.

Bibi Ming kembali dengan celemek menyusui. Xie Yun hanya melihatnya tidak minat untuk ikut campur. Pasti ibunya akan menyusui adiknya. Jadi Xie Yun kembali masuk ke ruang serba putih. Disana ada Yibo dengan pekerjaannya.

"Dadd."

"Iya."

Xie Yun hanya menyapanya. Lalu duduk di samping Yibo. Dia menyalakan televisi besarnya. Tidak jauh darinya Molli datang sambil mengibaskan ekornya.

Miaaauuu..

Raung kucing itu. Kepalanya menyundul dengkul Xie Yun.

"Dadd."

"Iya."

Sudah, dan Yibo hanya melirik anaknya. Xie Yun diam lagi. Anak aneh. Ini kenapa satu rumah semuanya aneh? Wang Yibo bingung sendiri.

"Dadd."

"Diam saja A-Yun jika tidak ada yang kau bicarakan."

"Hehehe. Maaf." Kata Xie Yun. "Kali ini sungguh. Err. Aku.. Mau gitar."

Wang Yibo menaikan alisnya. Tiba-tiba Xie Yun meminta gitar, bukankah itu aneh. Tapi Yibo juga tidak menyalahkannya karena anak lelaki biasanya memang suka dengan yang berbau gitar.

"Lalu?"

"Err." Yun menggaruk pelipisnya. "Bisakah kau membelikannya untukku?"

"Kau bisa memainkannya?"

"Belajarlah, ada temanku yang mau mengajarinya."

"Hm" Akhirnya Yibo mengiyakan. Hal itu tentu saja membuat Xie Yun menyipitkan matanya karena tersenyum lebar. Yibo bisa melihat wajah nakal itu bisa bahagia namun dengan cara yang berbeda.

Me To You (YIZHAN) ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora