15

8.1K 718 95
                                    

Mungkin ini akan jadi chapter yg menyebalkan.

Xie Yun membantu pria manis itu membersihkan apartment mulai dari lantai bawah hingga atas. Sejujurnya hari ini jadwalnya bermain di taman dengan anak seusianya. Atau merebahkan dirinya, bergelayut diatas ranjang bersama dengan ponsel.

Namun naas, sejak pagi Xiao Zhan terus mengajaknya membersihkan rumah. Xie Yun sangat malas, tapi apa mau dikata, ibunya membutuhkan bantuannya. Sudah seharusnya dia ikut membantu.

"Momm. Apa kau tidak lelah? Sejak pagi kita membersihkan apartemen."

Xie Yun melempar bantal sofa itu ke tempatnya. Jengkel sekali, wajar lah untuk anak seusianya masih membutuhkan jam bermain di hari libur.

Tapi ini justru dia sibuk mengelap meja ruang tamu. Padahal tidak ada acara besar atau seperti ada tamu.

"Tidak, aku tidak lelah. Emm entahlah Yun. Dari dulu memang aku suka membersihkan tempat dan barang-barang yang kurang rapi."

"Tapikan aku tidak harus ikut."

Benar juga, kenapa Zhan baru sadar. Dia meminta Xie Yun terus mengangkati barang-barang sendiri sementara Zhan hanya membersihkan debu.

"Hehehe Baiklah-baiklah. Sekarang kau bisa bermain. Terima kasih ya sayang."

Senyumnya sangat cantik, Xie Yun menyukainya. Pantas ayahnya posesif tingkat akut. Jika tidak dijaga pasti Zhan raip dibawa paman-paman.

"Benarkah? Aku boleh ke kamarku sekarang?"

"Iya. Mommy hanya perlu membuat makan siang."

"Ok. Terima kasih Momm"

"Sama-sama."

Xiao Zhan mengumpulkan tenaganya, di bawah tubuhnya ada galon air mineral yang biasanya disediakan. Ingatkan dia agar tidak mengangkat benda berat.

"Berat" gerutunya. Bibirnya berdecak, kemudian teringat akan Xie Yun. Meskipun bocah itu kecil setidaknya pinjam sedikit untuk mengangkat galon itu bersama-sama.

"Xie Yun!!" teriak Zhan. Keringat di dahinya sangat banyak. Energinya begitu menggebu-gebu ingin melakukan sesuatu.

Terus berteriak tapi tidak ada sahutan. Mungkin anak itu sedang istirahat. Jam makan siang sebentar lagi. Lebih baik Zhan mengangkatnya sendiri. Dengan satu dua kali angkat galon berisi air itu sudah berada di dispenser.

Kedua tangannya menepuk-nepuk merasa bangga. Namun tidak lama dia merasakan nyeri di perutnya. Masih dia tahan, nyerinya sudah hilang sekitar beberapa detik.

"Sebentar lagi Yibo pulang. Masak apa ini?"

Nyeri itu datang lagi, baru saja Xiao Zhan melangkah ke depan meja dapur. Kali ini benar-benar sakit. Dia teringat sesuai pesan dokter jika jangan mengangkat barang berat.

Sambil mencari pegangan Zhan merembet di dinding. Perutnya semakin sakit ketika digerakan. Apa ini efek dari terlalu lelah ketika hamil?

"Sakit. Hiks" rengeknya. Memangnya siapa yang tahan dengan perut keram.  Bahkan orang tegar pun akan jatuh ketika ada anggota badannya yang sakit.

"Y-yun!" suaranya sudah tidak kuat. Siapapun harap tolong kelinci malang itu.

Yang syukurnya pria tampan berstatus suaminya baru memasuki rumah. Kaki jenjangnya melangkah semakin ke tengah, bagaimana pun matanya bisa melihat jika Xiao Zhan sedang meringkuk sambil berpegangan dengan dinding.

"Xiao Zhan!"
Tidak peduli dengan tas kerjanya, benda itu dilempar begitu saja ke lantai. Xiao Zhan adalah prioritasnya. Maklmum, orang tidak akan bisa berpikir jernih ketika panik.

Me To You (YIZHAN) ✔Where stories live. Discover now