9

9K 899 108
                                    

Seorang pria dingin tengah sibuk dengan file tetang penjualan di Mall nya. Grafik-grafik mendeskripsikan jika ada peningkatan pengunjung. Ini merupakan suatu kemajuan yang baik.

Tok tok
Pintu ruangan kerjanya terketuk, seseorang tengah menanti dipersilahkan.

Namun belum sempat dipersilahkan tamu itu sudah masuk.

"Hai. Masih sibuk ternyata" pria lain dengan setelah kurang lebih sama dengan si pria dingin.

"Ada apa kau kemari?"

"Hanya mampir" ujarnya. Pria itu duduk di sofa. Merentangkan tangannya di sandaran.

Mau tidak mau pria dingin, Wang Yibo ikut duduk di sofa.

"Tidak bekerja"

"Tidak banyak yang ku kerjakan di kantorku. Jadi aku mampir kesini."

Yibo memanggil sekretarisnya agar membawakan minuman untuk temannya.

Sekertaris wanita itu mengundurkan diri dengan sopan setelah mengantarkannya.

"Yak. Bagaimana dengan istrimu? Sudah kau lakukan?"

Yibo mengangguk lalu melihat ekpresi senang di wajah pria yang bertubuh kekar dan berwajah rupawan.

"Wah bagus. Nah jika seperti itu kan lebih haromonis. Berapa ronde?"

Pertanyaan Liu Haikuan sangat aneh. Apanya yang ronde? Yibo rasa dia tidak bermain tinju atau jujitsu. Yibo memicingkan matanya yang sipit.

"Heh kenapa diam?"

"Aku tidak bermain tinju, Kuan"

Riak wajah Haikuan sangat tidak enak seperti geram, gemas. Yang dibahas apa jawabnya apa.

Entahlah Yibo kesal mendapat respon seperti itu.

Dipikir hanya Yibo? Haikuan juga tidak suka dengan jawaban Yibo.

"Astaga Yibo!! Adikku yang tampan, banyak uang, istrinya cantik imut, Mall-nya besar .." ejek Haikuan lalu dilanjutkan dengan kalimat menyakitkan. "Tapi sayang otaknya tidak ada"

"Apa maksudmu?"

"Iya. Kolot sekali. Jangan bilang kau belum melakukannya."

"Melakukan apa?"

Benar bukan? Haikuan menghirup oksigen dalam-dalam sambil merapal doa semoga adiknya tidak kolot.

"Sex" ujar Haikuan kesal degan mata sipitnya.

Yibo mengalihkan pandangannya. Tapi telinganya memerah. Dia belum berani ke tahap itu. itu membutuhkan kesiapan.

Tebakan Haikuan seratus persen benar.

"Sudah kuduga." Haikuan memijat pelipisnya.

"Astaga Yibo. Umurmu masih muda, sudah mempunyai istri. Apalagi yang kau tunggu? Pastinya masih kuat untuk melakukannya. Ku kira juga penismu masih bekerja."
Sindir pria itu.

"Kuan" wajah Yibo semakin merah.

"Apa?! Cepat lakukan. Kau tidak mau dia diambil orang kan? Jangan sia-siakan dia"

"Kuan seperti ada istri"

Ucapan Yibo menohok telak leher pria berjangkung itu. "Iya tidak usah diperjelas bodoh!"

Kuan mendengus tidak suka. Rasa-rasanya Kuan ingin mengurung Yibo di kandang penuh buaya.

"Ingat ini Bo Di.. Hubungan suami istri itu akan semakin dekat, harmonis jika kalian sering melakukannya."

Me To You (YIZHAN) ✔Where stories live. Discover now